Selasa 30 Jul 2019 04:35 WIB

UNESCO Puas dengan Pengelolaan Geopark Gunung Sewu

Tiap 4 tahun, Tim Asesor UNESCO menguji kembali kelayakan geopark yang ditetapkan.

Rep: Wahyu Suryana/ Red: Dwi Murdaningsih
Geopark Gunung Sewu
Foto: Youtube
Geopark Gunung Sewu

REPUBLIKA.CO.ID, GUNUNGKIDUL -- Geopark Gunung Sewu di Kabupaten Gunungkidul menarik perhatian The United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO). Pengelolaannya dinilai memuaskan oleh UNESCO.

Geopark Gunung Sewu telah ditetapkan dalam Global Geoparks Network sejak 2015.  Tim Asesor UNESCO datang untuk melihat langsung perkembangan yang ada.

Baca Juga

Mereka telah pula menemui Wakil Gubernur DIY, KGPAA Paku Alam X, di Komplek Kepatihan, Jumat (26/7) kemarin. Kedatangan mereka ditemani General Manager Gunung Sewu UNESCO Global Geopark Budi Martono.

Gunung Sewu sendiri terletak di Gunung Kidul, Pacitan dan Wonogiri. Paku Alam berpendapat, kerja sama tiga daerah inilah yang membuat Gunung Sewu bisa terkelola baik.

"Pemda DIY, Pacitan dan Wonogiri telah menjalin kerja sama yang sangat luar biasa, aturan dibuat sinkronisasi dan berkelanjutan, sehingga geopark ini bisa dikelola dengan baik," kata Paku Alam.

Menurut Paku Alam, ketiga daerah itu memang harus sama-sama bagus. Sebab, jika tidak, kesejahteraan masyarakat yang tinggal di sekitar geopark yang dipertaruhkan.

Untuk itu, setiap empat tahun sekali, Tim Asesor UNESCO menguji kembali kelayakan geopark yang telah ditetapkan. Sebab, geopark memang harus bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar.

General Manager Gunung Sewu UNESCO Global Geopark, Budi Martono menuturkan, ada aspek-aspek yang dinilai dalam perkembangan ini. Di antaranya, edukasi, gender, ekonomi, lingkugan hidup dan lain-lain.

Selain itu, geopark harus bisa dimanfaatkan untuk geotourism. Dengan begitu, Budi menekankan, kehadiran geopark tidak merusak apa yang sudah ada dan konservasi tetap berjalan.

"Geopark bukan pariwisata biasa, pariwisata biasa itu yang hanya melihat pemandangan indah saja tapi caring capacitynya tidak terjaga dan lingkungan menjadi rusak," ujar Budi.

Menurut Budi, geopark harus tetap dijaga kelestariannya. Sebab, jika tidak terjaga dan malah menjadi rusak, justru masyarakat sekitarnya yang akan menderita.

Sejak Gunung Sewu ditetapkan jadi kawasan geopark UNESCO, kemiskinan diklaim menurun. Angka kemiskinan yang tadinya 22 persen, disebut telah turun menjadi 18 persen.

"Hasil ini akan dilaporkan kepada sidang UNESCO September mendatang di Rinjani kebetulan Indonesia jadi tuan rumah," kata Budi.

Budi menegaskan, mereka siap mengawal keistimewaan geopark tersebut. Meski berat, Budi optimis Gunung Kidul, Pacitan dan Wonogiri mampu berkomitmen membuat nama Indonesia semakin bersinar di dunia.

Mewakili UNESCO, Jahier Lopez Coballero menyampaikan, revitalisasi dalam program ini wajib dilakukan. Coballero merasa, penilaian yang didapat cukup bagus. tapi belum bisa diputuskan langsung saat ini.

"Kami telah melihat perkembangan yang sangat bagus dan merekomendasikan agar pengelola lebih mengembangkan potensi yang ada di sekitar geopark," ujar Coballero.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement