Selasa 30 Jul 2019 13:05 WIB

Dua Harimau Sumatra Dikembalikan ke Habitat

Dua Harimau Sumatra dilepasliarkan di kawasan konservasi di Riau

Rep: Febrian Fachri/ Red: Esthi Maharani
Tim dokter hewan melakukan pemeriksaan kesehatan seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) bernama Antan Bintang sebelum dilepasliarkan di PR-HSD Yayasan ARSARI, Dhamasraya, Sumatera Barat, Senin (29/7/2019).
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Tim dokter hewan melakukan pemeriksaan kesehatan seekor Harimau Sumatra (Panthera tigris sumatrae) bernama Antan Bintang sebelum dilepasliarkan di PR-HSD Yayasan ARSARI, Dhamasraya, Sumatera Barat, Senin (29/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, DHARMASRAYA -  Pendiri Pusat Rehabilitasi Harimau Sumatera Dharmasraya - Yayasan ARSARI Djojohadikusumo (PR-HSD Yayasan ARSARI), Hashim Djojohadikusumo bersama Wakil Gubernur Sumatera Barat Nasrul Abir dan  tim dari Direktorat Jendral Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan melakukan pelepasan dua ekor Harimau Sumatera, Senin (29/7/2019)  ke kawasan konservasi di Provinsi Riau.

Kedua harimau sumatera tersebut bernama Bonita dan Atan Bintang. Kedua hewan tersebut selama satu tahun terakhir di PR-HSD. Bonita dan Atan dilepas liarkan bertepatan dengan ulang tahun ke dua  PR-HSD Yayasan ARSARI Djojohadikusumo, dan dalam rangka peringatan Hari Harimau Internasional (International Tiger Day).

"Saat ini kami masih merawat satu ekor harimau Sumatera yang baru saja diselamatkan dari Padang Lawas, Sumatera Utara yang diberi nama Palas. Harimau Sumatera merupakan simbol kelestarian ekosistem dan keberadaannya hanya dimungkinkan jika hutan dan lingkungan sebagai habitat masih terjaga," kata Hashim saat pelepasan.

Adik kandung Prabowo Subianto itu menyatakan jika PR-HSD telah berkomitmen untuk terus membantu pemerintah melestarikan dan menambah jumlah populasi Harimau Sumatera. Hashim menambahkan, sejak diresmikan oleh Menteri LHK Siti Nurbaya pada 29 Juli 2017 lalu, PR-HSD telah melakukan rehabilitasi terhadap enam individu harimau di mana empat individu berhasil dilepasliarkan ke habitat alaminya.

Dalam kesempatan yang sama, Wagub Sumbar Nasrul Abit menyebut di Sumbar, harimau tidak semata dikenal sebagai binatang buas. Harimau menurut dia salah satu hewan yang dihormati dan diberi perlakuan khusus.

"Kalau orang Minang menyebut harimau adalah Inyiak bahkan ada yang memberikan julukan Inyiak Balang," ucap Nasrul.

Ketua DPD Gerindra Sumbar itu menerangkan secara tradisi selain meyakini harimau memiliki perasaan, kepekaan yang baik serta mengerti salah dan benar, sebagian masyarakat Sumbar menganggap sebagai penjaga kampung.

Menurut Nasrul Abit, keberlangsungan hidup Harimau Sumatera atau Panthera Tigris Sumatrae semakin terancam. Penyebabnya perburuan liar dan konflik dengan manusia karena memasuki area pertanian dan perternakan warga.

Menurut Wagub, kelestarian Harimau Sumatera yang menjadi ikon hutan Sumatera harus sama-sama dijaga agar tidak benar-benar punah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement