REPUBLIKA.CO.ID, TRIPOLI -- Sejumlah peluru kendali menghantam Mitiga, bandara satu-satunya yang berfungsi di Tripoli, Libya, Senin (29/7). Bandara tersebut masih ditutup untuk kegiatan penerbangan.
Beberapa saksi mata serangan tersebut menimbulkan kekacauan dan membuat para penumpang ketakutan. Pihak berwenang mengatakan penutupan wilayah udara di atas Mitiga pada Senin berlangsung dua kali setelah bandara itu dihantam roket-roket.
Belum ada pihak yang menyatakan sebagai pelaku serangan. Setelah Bandara Internasional Tripoli mengalami kerusakan berat pada 2014 karena perang saudara antarkelompok yang mengincar kekuasaan, Mitiga menjadi bandara satu-satunya di wilayah itu yang menjalankan kegiatan penerbangan domestik dan internasional.
Mitiga beberapa kali menjadi sasaran serangan rudal dalam beberapa tahun belakangan saat Libya terperosok ke jurang kekacauan setelah pemimpin negara Muammar Gaddafi jatuh dari kursi kekuasaan pada 2011. Beberapa menit setelah Bandara Mitiga melanjutkan kegiatan lalu lintas udara pada Senin, para penumpang di dalam sebuah pesawat tujuan Tunisia diminta kembali ke terminal.
Seorang saksi mata Reuters mengatakan tiga rudal terlihat berjatuhan di dekat bandara saat itu. Kebanyakan warga Libya terbang ke Tunisia untuk berobat.
"Satu peluru kendali jatuh di lapangan terbuka dan mengeluarkan asap hitam," kata saksi mata tersebut.
Banyak penumpang harus kembali ke Tripoli akibat pembatalan penerbangan terkait masalah keamanan. Sementara itu, sejumlah penumpang lainnya mengantre di depan loket-loket maskapai penerbangan untuk mencari informasi.
Sejumlah orang juga terlihat bergegas menemui para kerabat mereka, yang sebelumnya dijadwalkan akan terbang. Staf bandara mengatakan lalu lintas udara kemungkinan akan beroperasi kembali pada Rabu pagi.