REPUBLIKA.CO.ID, TEL AVIV – Partai-partai politik Palestina di Israel telah sepakat membentuk koalisi dan mengusung calon bersama dalam rangka menyambut pemilu di negara tersebut. Koalisi dibentuk dengan tujuan memaksimalkan perolehan suara dari warga Palestina-Israel yang merupakan seperlima dari populasi penduduk.
Dilaporkan laman Al Arabiya, Senin (29/7), koalisi itu akan diisi empat partai utama Palestina di Israel, yakni the Democratic Front for Peace and Equality (dikenal dengan Hadash), the United Arab List (Ra'am), the Arab Movement for Renewal (Ta'al), dan Balad.
Rencana koalisi diselesaikan ketika Balad setuju untuk turut bergabung. Balad diidentikkan dengan nasionalisme Palestina. Sementara, Hadash adalah partai sayap kiri yang mencakup kaum Marxis Arab dan Yahudi.
Ketua Hadash Ayman Odeh sangat gembira partai-partai Palestina di Israel dapat bersatu kembali. Dia yakin dengan koalisi tersebut mereka dapat mengatasi tantangan besar yang dihadapi warga Palestina di Israel.
Sebelumnya, partai-partai Palestina memang pernah membentuk Daftar Gabungan untuk pemilu Israel 2015. Mereka memperoleh 13 dari 120 kursi di parlemen Israel (Knesset). Mereka menjadi kelompok terbesar ketiga di sana.
Namun, koalisi itu bubar sesaat sebelum Israel menggelar pemilu pada April lalu. Hal itu terjadi lantaran adanya persaingan antar partai yang memiliki beragam ideologi.
Pemilu pada April lalu dimenangkan oleh Likud Party yang dipimpin Benjamin Netanyahu. Kemenangan tersebut memastikan Netanyahu akan mempertahankan jabatannya sebagai perdana menteri Israel.
Namun, Netahyahu gagal membentuk pemerintahannya sesuai dengan tenggat waktu yang telah ditentukan. Hal itu memaksanya membubarkan parlemen agar jabatan perdana menteri tak direbut oposisi.
Israel pun harus menyelenggarakan pemilu kembali. Pemilu dijadwalkan dihelat pada September mendatang.