REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Amerika Serikat (AS) berencana membangun infrastruktur militer tambahan di Australia. Rencana tersebut muncul setelah Kongres memberikan persetujuan anggaran sebesar 211,5 juta dolar AS, kepada Angkatan Laut AS.
"Pengembangan fasilitas akan mendukung Force Posture Initiatives," ujar Menteri Luar Negeri Australia Marise Payne kepada Sky News, Selasa (30/7).
Pembangunan infrastruktur militer tambahan tersebut dilatarbelakangi oleh sekutu Barat yang semakin khawatir dengan upaya China yang memperluas pengaruhnya di Pasifik. Australia dan AS telah menandatangani kesepakatan pada 2011 untuk meningkatkan hubungan pertahanan militer.
Payne tidak menjelaskan secara rinci infrastruktur militer seperti apa yang akan dibangun oleh AS. Namun, media Australia melaporkan, Washington memiliki rencana untuk membangun fasilitas pelabuhan baru di dekat Darwin, di wilayah utara Australia. Marinir AS yang dikerahkan dalam rotasi tahunan untuk pelatihan akan ditempatkan di pangkalan Australia, di Darwin.
"Pelabuhan adalah kaki yang hilang dalam keterlibatan militer AS dengan Australia," ujar Direktur Program Keamanan Nasional Universitas La Trobe, Euan Graham.
Pembangunan pelabuhan militer tersebut akan berlokasi di dekat Pelabuhan Darwin, di mana perusahaan Cina, Landbridge Group Co mendapatkan kontrak selama 99 tahun. Ketegangan antara Washington dan Beijing telah meningkat sejak terpilihnya Presiden AS Donald Trump pada 2016. Ketegangan tersebut memicu perang dagang dan juga meningkatnya latihan militer di kawasan Asia Pasifik.