REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- LDPBNU bekerja sama dengan SEAMOLEC menyelenggarakan kegiatan pelatihan memanfaatkan teknologi ICT untuk berdakwah melalui media sosial. Kegiatan yang dilaksanakan di Jakarta, 27-28 Juli 2019 ini, merupakan angkatan ke-2 untuk program Dai Milenial.
Pelatihan kali ini mengambil tema “Antara Peluang dan Tantangan Radikalisme”. Peseta berjumlah sekitar 150 orang dari berbagai wilayah di Indonesia. Peserta terjauh dari Pontianak, Kalimantan Barat.
“Dengan mengikuti kegiatan ini, diharapkan para peserta akan mendapatkan ketrampilan dalam memanfaatkan Information Communication and Technology (ICT) untuk berdakwah. Media sosial yang dipergunakan mengacu pada media sosial seperti Youtube, Facebook, Instagram dan Twitter,” kata Direktur SEAMOLEC, R Alpha Amirracman MPhil, PhD dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (29/7).
Kegiatan yang dilaksanakan di kantor SEAMOLEC Jakarta ini dihadiri oleh para kyai dari LDPBNU. Mereka antara lain, Fuad Atthohari (LDPBNU), KH Kholid Ar Rifaie (ketua Panita dan Ketua Forum Kyai Muda ), KH Syamsul Ma’arif (LDPBNU), KH Abdurraman (LDPBNU), KH Bukhori Muslim (LDPBNU), dan Wakil Walikota Tangerang Selatan, Drs H Benyamin Davnie.
Alpha Amirracman berharap kegiatan ini dapat berlanjut sesuai dengan perencanaan program Dai Milenial. “Dari peserta yang hadir pada pelatihan ini, akan dikembangkan dan diberdayakan dalam melakukan dakwah melalui media sosial. Sehingga materi, cara penyampaian dan media yang digunakan dapat diminati oleh generasi milenial,” tuturnya.
Ia menambahkan, selain materi yang harus sesuai dengan generasi yang menikmati, disampaikan juga tentang aturan yang berlaku dalam memanfaatkan teknologi yang tidak berbenturan dengan aturan negara melalui undang undang ITE yang berlaku.
“Pelatihan ini, diharapkan dapat membawa perubahan tentang pardigma penggunaan teknologi Internet. Sehingga, banyak hal positif yang dapat dilakukan dengan teknologi Internet tersebut,” ujar Alpha Amirracman.