Selasa 30 Jul 2019 15:58 WIB

Gunung Tangkuban Perahu Terus Terjadi Tremor

Terjadi 32 kali hembusan gas atau uap air dari dasar kawah dengan tinggi 150 meter.

Rep: M Fauzi Ridwan/ Red: Teguh Firmansyah
Situasi Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Gunung Tangkuban Perahu yang lengang dan sepi wisatawan, Selasa (30/7).
Foto: Republika/Fauzi Ridwan
Situasi Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Gunung Tangkuban Perahu yang lengang dan sepi wisatawan, Selasa (30/7).

REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Taman Wisata Alam (TWA) Kawah Gunung Tangkuban Parahu hingga Selasa (30/7) belum dibuka pascaerupsi, Jumat (26/7). Terpantau, gerbang masuk objek wisata tersebut masih dijaga oleh aparat kepolisian yang berada di dalam posko. Sesekali wisatawan yang hendak masuk terpaksa berbalik arah karena masih ditutup.

Pengamat pos pemantauan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Geologi (PVMBG), Gunung Api Tangkuban Perahu, Hendri Deratama mengatakan sejak pukul 06.00 Wib hingga pukul 12.00 Wib, Selasa (30/7) terus terjadi tremor. Dengan amplitudo terekam 0.6 milimiter dan cenderung fluktuatif.

Baca Juga

"Dari jam 12.00 Wib sampai sekarang terus menerus tremor," ujarnya saat ditemui di Kantor PVMBG Tangkuban Perahu, Selasa (30/7).

Ia mengungkapkan, pihak PVMBG tetap merekomendasikan tidak mendekati kawah dengan jarak 500 meter. Termasuk mewaspadai adanya konsentrasi gas vulkanik."Sudah terjadi 32 kali hembusan gas atau uap air dari dasar kawah dengan ketinggian 150 meter," katanya.

Sebelumnya, Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil yang akrab disapa Kang Emil meninjau Taman Wisata Alam (TMA) Kawah Tangkuban Perahu, Senin (29/7) sore pascaerupsi yang terjadi sejak Jumat (26/7). Ia menyebutkan dengan status aktivitas vulkanologi normal maka pengunjung sudah bisa berkunjung.

"Posisi hari ini normal, kewaspadaan harus dijaga tapi saya kira pengunjung wisatawan sudah boleh datang dengan kesiapsiagaan dari pengelola, yang namanya proses evakuasi jika terjadi hal serupa," ujarnya kepada wartawan, Senin (29/7).

Menurutnya, standar operasional prosedur (SOP) evakuasi harus dilengkapi oleh pihak pengelola. Salah satunya seperti posisi parkir kendaraan yang harus menghadap ke jalan. Hal itu agar apabila ada kejadian mendadak bisa langsung evakuasi.

Termasuk katanya mengecek jumlah mobil yang bisa termuat dengan posisi tersebut. Meski sudah bisa dikunjungi wisatawan, ia menyebutkan kepastian waktu TWA Tangkuban Perahu bisa dibuka untuk umum akan diputuskan dalam rapat yang akan dilaksanakan Selasa (30/7) mendatang.

"Saya hitung waktunya, dalam hari-hari ini. Kita akan koordinasi. Intinya, wisatawan jangan khawatir. Silahkan datang. Pariwisata Jabar aman terkendali. Kita koordinasikan, kewaspadaan juga. Satu dua hari ini kita buka secara resmi," katanya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement