Selasa 30 Jul 2019 17:32 WIB

Arkeolog Temukan Reruntuhan Baru Petilasan Kesultanan Banten

Beberapa pecahan keramik dari berbagai dinasti juga turut ditemukan.

Rep: Alkhaledi Kurnialam/ Red: Ani Nursalikah
Tim Arkeolog Universitas Indonesia (UI) melakukan ekskavasi di area Keraton Surosowan, Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten, Rabu (24/7/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Tim Arkeolog Universitas Indonesia (UI) melakukan ekskavasi di area Keraton Surosowan, Kesultanan Banten di Kasemen, Serang, Banten, Rabu (24/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, SERANG -- Balai Pelestarian dan Cagar Budaya (BPCB) Banten menemukan reruntuhan bangunan Keraton Surosowan baru saat melakukan ekskavasi arkeologi yang dilakukan di reruntuhan bagian utara Keraton Surosowan, Kesultanan Banten, di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Beberapa pecahan keramik dari berbagai dinasti juga turut ditemukan dalam kegiatan yang sudah belangsung lebih dari satu bulan ini.

"Kami temukan struktur dari bata dan karang, kemudian ada temuan lepasnya berupa keramik asing dan ada juga pecahan gerabah," ujar arkeolog Balai Pelestarian dan Cagar Budaya (BPCB) Banten, Riko Fajrian saat ditemui di lokasi ekskavasi, Selasa (23/7).

Baca Juga

Penemuan lantai dari bata merah dan karang, diduga kuat menurutnya adalah bagian ruangan Keraton Surosowan yang dipergunakan untuk menerima tamu kerajaan. Lantai tersebut diduga terhubung hingga pintu masuk Keraton Surosowan, yang sudah ditemukan jauh sebelumnya. Menurutnya, ekskavasi arkeologi yang akan berlangsung selama empat bulan ini dilakukan untuk menelusuri jejak sejarah reruntuhan Kesultanan Banten.

photo
Ekskavasi Arkeologi Keraton Kesultanan Banten di reruntuhan bagian utara Keraton Surosowan, di Kecamatan Kasemen, Kota Serang, Banten. Beberapa peninggalan masa kesultanan ditemukan seperti uang logam dari berbagai negara hingga berbagai keramik penjnggalan masa itu, Jumat (26/7).

"Awal dari struktur yang kita temukan, diduga dulu itu bangunan untuk menyambut tamu kerajaan. Jadi sebelum tamu Sultan masuk ke istana, Sultan lebih dulu menyambut tamu di struktur bangunan yang kita temukan ini," ujarnya.

Sedangkan pecahan keramik yang ditemukan, menurutnya, berasal dari Dinasti Ching di abad ke 19, Dinasti Ming antara abad ke-17 dan 18, kemudian keramik Eropa asal Belanda dari abad ke-19 hingga 20. Pecahan keramik itu kini tengah dibersihkan dan dilakukan perawatan oleh para petugas BPCB Banten di Museum Kesultanan Banten. Dengan pembersihan itu harapannya motif dan bentuk aslinya bisa terlihat.

"Kalau pecahan itu misalnya susunan ada yang masih utuh tapi dalam kondisi pecah dan bisa kita rekonstruksi, biasanya akan kita rekonstruksi, jika pecahan sendiri dan tidak ada temannya, akan kita biarkan seperti itu," jelasnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement