Selasa 30 Jul 2019 20:17 WIB

TNI AU: Belum Ada Permintaan Pesawat untuk Hujan Buatan

TNI AU menyebut BPPT belum mengajukan permintaan peminjaman pesawat.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Reiny Dwinanda
Pesawat Hercules C-130 yang pernah digunakan untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.
Pesawat Hercules C-130 yang pernah digunakan untuk operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau hujan buatan di Lanud Halim Perdana Kusuma, Jakarta.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepala Dinas Penerangan Angkatan Udara (Kadispenau), Marsma TNI Fajar Adriyanto, mengaku belum mendapatkan kabar soal permintaan penggunaan pesawat CN 295 milik TNI AU oleh Balai Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT). Untuk membuat hujan buatan, menurut dia, bisa menggunakan pesawat Cassa.

"Belum dapat berita soal itu (penggunaan teknologi hujan buatan terhalang ketersediaan pesawat). Tapi dulu pengalaman saya modifikasi cuaca di Wonogiri pakai Cassa 212 punya TNI AU," ujar Fajar ketika dihubungi melalui sambungan telepon, Selasa (30/7).

Baca Juga

Karena belum mendapatkan informasi tersebut, Fajar belum dapat memastikan soal ketersediaan pesawat milik TNI AU untuk membantu melakukan modifikasi cuaca. Menurut Fajar, pada dasarnya TNI AU akan mendukung jika memang hal tersebut merupakan program nasional.

"Kan belum dapat infonya, tapi kalau itu program nasional, TNI AU akan mendukung. Pada intinya begitu," tuturnya.

BPPT telah memiliki teknologi modifikasi cuaca (TMC) guna mengatasi kekeringan dan kebakaran hutan serta lahan. Tapi, BPPT belum bisa melakukan TMC lantaran belum tersedianya pesawat.

Kepala Balai Besar TMC BPPT, Tri Handoko Seto, menyebut pihaknya sudah mendirikan posko TMC di Bandara Halim Perdanakusuma dan Bandara Kupang. Di sana BPPT sudah menyiapkan alat dan teknis lainnya untuk mengadakan TMC.

"Sampai saat ini masih persiapan, belum penyemaian, mudah-mudahan pekan depan bisa mulai,"

Ia menjelaskan belum bisanya dilaksanakan hujan buatan karena terkendala ketersediaan pesawat. Sebab pelaksaan hujan buatan memerlukan pesawat dengan modifikasi khusus.

"Pesawatnya CN 295 milik TNI AU. Tapi (TNI AU) padat aktivitasnya. Kami belum bisa mulai. Tapi begitu pesawat siap digunakan maka kami siap karena alat dan bahan sudah siap," ujarnya.

Ia menyampaikan pemilihan pesawat CN 295 karena daya jangkaunya luas. Sedangkan daya jangkau menjadi mengecil bila hanya menggunakan pesawat jenis Cassa.

"Kira-kira kami butuh 5 pesawat CN 295 untuk optimalisasi hujan buatan agar menjangkau semua daerah. Sekarang kan Kalimantan sudah parah juga," ucapnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement