REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran dan Uni Emirat Arab (UEA) akan menghidupkan kembali perundingan keamanan maritim. Hal itu dilakukan guna mengurangi ketegangan di kawasan Teluk.
"Pertemuan gabungan keenam akan diadakan pada Selasa (30/7) antara delegasi tujuh anggota kunjungan dari penjaga pantai UEA dan pejabat Iran di Teheran," kata Iran's Students News Agency (ISNA).
ISNA tak mengutip sumber dalam laporannya. Namun menurut media tersebut, terdapat beberapa topik yang hendak dibahas, antara lain masalah perbatasan, entri ilegal, dan koneksi maritim.
Kendati demikian, seorang pejabat Teluk mengatakan pertemuan itu tidak terkait dengan ketegangan di kawasan. "Ini adalah pertemuan teknis yang telah lama diselenggarakan untuk membahas masalah-masalah maritim rutin," ujarnya.
Seorang pejabat Iran mengungkapkan negaranya memang ingin meningkatkan hubungan dengan UEA. "Iran selalu memberikan kepentingan ekstrem bagi keamanan Teluk Persia dan membutuhkan kerja sama di antara semua negara Teluk Persia," kata dia.
Terdapat beberapa hal yang menyebabkan kawasan Teluk dibekap ketegangan. Pertama adalah perselisihan antara Iran dan Amerika Serikat terkait kesepakatan nuklir. Teheran telah berulang kali memperingatkan akan memblokir ekspor melalui jalur air jika Washington berusaha mencekik ekonominya.
Kedua adalah penyerangan terhadap sejumlah kapal tanker di Selat Hormuz. AS menuding Iran menjadi dalang di balik aksi tersebut, tapi tuduhan itu telah dibantah. AS dan Eropa pun berencana membentuk koalisi patroli untuk melindungi kapal dagang serta tanker yang melintasi Selat Hormuz.
Ketegangan di sana juga terjadi karena adanya aksi penembakan terhadap kapal nirawak atau drone milik AS dan Iran.