Rabu 31 Jul 2019 00:40 WIB

Jokowi tidak Tergesa-gesa Putuskan Lokasi Ibu Kota Baru

Keputusan lokasi ibu kota baru akan diumumkan pada Agustus ini.

Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mencoba kopi lokal jenis Lintong Arabica saat mengunjungi kawasan Sipinsur Geosite di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, Senin (29/7/2019).
Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Presiden Joko Widodo (kanan) didampingi Ibu Negara Iriana Joko Widodo mencoba kopi lokal jenis Lintong Arabica saat mengunjungi kawasan Sipinsur Geosite di Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatera Utara, Senin (29/7/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menegaskan, pihaknya tidak ingin tergesa-gesa dalam memutuskan lokasi ibu kota baru. Menurut Jokowi, sesuai rencana hal tersebut akan disampaikannya pada Agustus mendatang.

“Memang dari dulu sudah saya sampaikan, pindah ke Kalimantan. Nah Kalimantannya, Kalimantan yang mana, nanti kita sampaikan Agustus,” kata Presiden di kawasan wisata The Kaldera Toba, Kabupaten Toba Samosir, Sumatera Utara, Selasa (30/7).

Baca Juga

Hingga saat ini, kata Presiden, pemerintah masih berupaya menyelesaikan kajian-kajian pendukung terkait hal tersebut. “Kajiannya belum rampung, belum tuntas. Nanti kalau sudah rampung, sudah tuntas, dan detailnya sudah dipaparkan (seperti) kajian kebencanaan seperti apa, mengenai air, mengenai keekonomian, mengenai demografinya, masalah sosial politik, pertahanan keamanan. Semuanya memang harus komplet,” ucapnya seperti yang dirilis Biro Pers Setpres RI.

Kepala Negara mengakui bahwa pemerintah tidak tergesa-gesa dalam melakukan pengambilan keputusan. Meski demikian, ia berharap agar keputusan terkait lokasi pemindahan ibu kota ini dapat secepatnya diambil.

“Kita tidak ingin tergesa-gesa, tetapi ingin secepatnya diputuskan,” tegasnya.

Dalam pemberitaan sebelumnya, Jokowi saat buka puasa bersama dengan para pimpinan lembaga negara di Istana Negara Jakarta, Senin (6/5) menegaskan keseriusannya untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta.

Jokowi menyebut pindah ibu kota sudah sejak tiga tahun lalu dibahas di internal dan 1,5 tahun Bappenas melakukan kajian yang lebih detail dari sisi ekonomi, politik, lingkungan.

Presiden mengatakan alasan pindah ibu kota ini karena Pulau Jawa sudah dihuni 57 persen dari total penduduk di Tanah Air, sementara pulau-pulau lain banyak yang masih kosong sehingga perlu dipertimbangkan upaya untuk memindahkan ibu kota.

sumber : Antara
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement