REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hammam adalah tempat bersosialisasi dan menjadi bagian penting dalam kehidupan warga Muslim. Nabi Muhammad SAW mengatakan kebersihan adalah sebagian dari iman. Karena itu, hammam dibangun dengan desain elegan, dihiasi dengan dekorasi dan ornamen.
Di bawah kekuasaan Mamluk dan Ottoman, hammam adalah bangunan mewah yang dilengkapi air mancur nan indah dan kolam dekoratif. Namun, hammam sejak dulu sampai sekarang masih menjadi setting sosial yang unik bagi komunitas Muslim.
Ia memainkan peranan penting sebagai tempat Muslim berinteraksi. Teman, tetangga, kerabat, dan pekerja secara rutin bersama-sama menikmati suasana mandi bersama.
Dari interaksi antarkelompok ini terjalin hubungan yang kuat dan persahabatan.
Pertukaran gosip juga terjadi di sini. Ritual yang menenangkan ini dilakukan oleh laki-laki dan perempuan. Biasanya, perempuan menikmati pemandian umum saat siang dan laki-laki saat sore dan malam hari.
Pada abad ke-17, hammam kembali populer saat orang Eropa jatuh cinta dengan pemandian umum buatan Turki. Pemandian Turki pertama (bagnio) dibuka pada 1679 di Newgate Street, London, dan dibangun oleh pedagang Turki.
Saat seseorang mandi di pemandian Turki, pertama-tama ia akan beristirahat di ruangan hangat. Ruangan ini dipanaskan dengan aliran udara panas dan kering secara berkesinambungan sehingga orang bisa berkeringat.
Dari situ, seseorang kemudian pindah ke ruangan yang lebih panas, lalu membasuh diri dengan air dingin. Setelah seluruh tubuh dibersihkan dan dipijat, ia kemudian masuk ke ruangan yang lebih dingin untuk beristirahat.
Hammam bisa dibilang sebagai cikal bakal dari klub kesehatan dan fitness yang sekarang bermunculan di dunia modern. Berendam di pemandian umum membuat berkeringat sehingga membantu mengeluarkan lemak.
Aliran air hangat meningkatkan sirkulasi darah dan metabolisme. Sembari relaksasi dan beristirahat, mereka yang menikmati pemandian umum juga bisa berinteraksi dengan suasana yang akrab.