Rabu 31 Jul 2019 07:17 WIB

Perjalanan Pertama Ibnu Batuta

Ibnu Batuta melakukan perjalanan pertamanya pada usia 21 tahun.

Red: Agung Sasongko
Perjalanan Ibnu Batuta
Foto: blogspot.com
Perjalanan Ibnu Batuta

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Sejak meninggalkan Tangier untuk pergi ke Tanah Suci pada 14 Juni 1325, Ibnu Batuta tak kembali lagi ke kota kelahirannya itu hingga 24 tahun lamanya. Berawal dengan ke Tanah Suci, ia kemudian melakukan rihlah (perjalanan) keliling dunia dari Afrika Utara, Afrika Barat, Eropa Selatan, Eropa Timur, Timur Tengah, India, Asia Tengah, Cina, Asia Timur, hingga Asia Tenggara, termasuk Indonesia.

Jarak perjalanan Ibnu Batuta ini melampaui rekor para penjelajah Eropa di masa itu. Seorang sejarawan barat, George Sarton, bahkan mengatakan, perjalanan Ibnu Batutah melampaui jarak perjalanan Marcopolo. Ibnu Batutah telah melakukan perjalanan darat dan laut sejauh 120 ribu kilometer. Jarak tersebut merupakan pencapaian seorang penjelajah yang luar bisa dan tak tertandingi saat itu.

Setelah mengarungi perjalanan yang panjang, Ibnu Batuta kembali ke Maroko. Ia menjadi seorang hakim di negerinya sendiri. Saat bertemu Sultan Maroko, Ibnu Batutah diminta mengisahkan perjalanannya itu. Seorang juru tulis sultan pun diutus untuk membantunya mendokumentasikan perjalanan yang sarat pengalaman dan pengetahuan tentang dunia Islam tersebut.

Maka, ditulislah perjalanan selama hampir 30 tahun Ibnu Batutah oleh Ibnu Juzay, sang juru tulis Maroko. Judul asli buku tersebut Nuzzhar fi Ghara'ib al-Amshar wa 'Aja'ib al-Asfar atau persembahan mengenai kota-kota asing dan perjalanan yang mengagumkan.