Startup perhotelan yang berbasis di Singapura, RedDoorz menerima dana segar sebesar US$45 juta dalam putaran seri B. Investasi ini akan dipakai untuk mengejar strategi pertumbuhan di segmen akomodasi terjangkau di Asia Tenggara.
Melansir laman Tech in Asia, Selasa (30/7/2019), penggalangan dana ini dipimpin oleh perusahaan modal ventura China, Qiming Venture Partners, bersama dengan Jungle Ventures dan jaringan mitranya.
Perusahaan media asal Indonesia, MNC Group serta investor yang sebelumnya termasuk Hendale Capital, International Finance Corporation, dan Susquehanna International Group juga turut berpartisipasi dalam putaran ini.
Baca Juga: Saingi OYO, RedDoorz Targetkan 1 Juta Pesanan Hingga Akhir 2019
Diluncurkan pada 2015, RedDoorz mengklaim telah mengoperasikan lebih dari 1.200 hotel dan properti di lebih dari 80 kota di Singapura, Indonesia, Filipina, dan Vietnam.
Perusahaan rintisan ini membidik jumlah pemesanan kamar sebanyak 1 juta hingga akhir tahun ini. Per Juli 2019, jumlahnya sudah mencapai 500.000 pemesanan kamar. Startup ini pun mengklaim bisa menambahkan 200 properti ke ekosistem bisnisnya tiap bulan.
"Kami ingin bangun atmosfer bisnis sehat dan berkelanjutan dengan fundamental kuat. Wilayah kami menghadirkan peluang yang menarik, tetapi tetap memberikan tantangan karena memiliki perilaku dan preferensi konsumen yang berbeda dari kota ke kota," ujar Pendiri dan CEO RedDoorz, Amit Saberwal dalam keterangan resminya belum lama ini.
Baca Juga: OYO dan RedDoorz Adu Kuat Berebut Bisnis Hotel di Indonesia
Platform tersebut juga membangun lebih dari tiga juta pelanggan. Indonesa masih jadi pasar terbesarnya, di mana RedDoorz memiliki lebih dari 800 properti. Di Indonesia, RedDoorz harus menghadapi OYO, Airy, Nida Rooms, Tinggal, Zenrooms hingga Zuzu Hotels.
Sebelumnya dilaporkan bahwa RedDoorz ingin mengumpulkan US$50 juta pada putaran seri B untuk meningkatkan tim produk teknologinya untuk mengembangka beragam fitur, seperti algoritma penetapan harga berbasis AI.