Rabu 31 Jul 2019 10:40 WIB

Cina Klaim Warga Xinjiang Telah Kembali ke Masyarakat

Cina menahan hampir 1 juta etnis minoritas Muslim termasuk Uighur di kamp Xinjiang.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Nur Aini
Kepala Kamp Pendidikan Vokasi Etnis Uighur Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, Mijiti Meimeit (kanan) memandu wartawan yang berkunjung, Jumat (3/1).
Foto: Antara/M Irfan Ilmie
Kepala Kamp Pendidikan Vokasi Etnis Uighur Kota Kashgar, Daerah Otonomi Xinjiang, Cina, Mijiti Meimeit (kanan) memandu wartawan yang berkunjung, Jumat (3/1).

REPUBLIKA.CO.ID, XINJIANG -- Cina menyatakan telah memulangkan orang-orang di lokasi yang diklaim sebagai pusat pelatihan di wilayah Xinjiang. Namun, Cina enggan merinci jumlah orang yang telah ditahan dalam beberapa tahun terakhir.

Meski demikian, juru bicara untuk Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat (AS) mengatakan tidak ada bukti yang mendukung pernyataan yang dibuat oleh wakil ketua Xinjiang Alken Tuniaz itu soal kembalinya orang-orang yang ditahan ke masyarakat. AS mengatakan Beijing harus mengizinkan Komisaris Tinggi PBB untuk Hak Asasi Manusia tanpa hambatan untuk mengakses klaim tersebut.

Baca Juga

Tuniaz dalam pernyataannya di Beijing mengatakan, jumlah orang yang masuk ke dalam fasilitas kamp-kamp Xinjiang dinamis. Menurutnya, sebagian besar dari mereka berhasil mendapatkan pekerjaan.

"Saat ini, sebagian besar orang yang telah menerima pelatihan telah kembali ke masyarakat, kembali ke rumah," katanya menurut Reuters.

Transkrip pernyataan Tuniaz di Beijing yang diemailkan kepada wartawan menggunakan kalimat "sebagian besar sudah lulus", untuk siswa yang menyelesaikan kursus atau lulus dari sekolah menengah.

"Masing-masing negara dan media berita memiliki motif tersembunyi, telah membalikkan yang benar dan yang salah, dan memfitnah dan mencoreng (Cina) atas pusat-pusat itu," katanya.

Kendati demikian, hingga kini Cina belum mengeluarkan angka terperinci untuk berapa banyak orang telah dikirim ke kamp-kamp. Pihak berwenang juga membatasi akses bagi penyelidik independen. Para peneliti membuat perkiraan melalui berbagai metode seperti menganalisis dokumen pengadaan pemerintah dan citra satelit dari fasilitas.

Pakar dan aktivis PBB mengatakan, setidaknya satu juta orang etnis Uighur, dan anggota kelompok minoritas Muslim lainnya ditahan di kamp-kamp di wilayah Cina barat itu. Beijing mengaku kamp-kamp tersebut sebagai pusat pelatihan kejuruan dalam membantu membasmi ekstremisme agama dan mengajarkan keterampilan kerja baru.

Wartawan asing telah melaporkan pengalaman pribadi beberapa mantan tahanan, dan memotret berbagai fasilitas seperti penjara yang dikelilingi oleh kawat berduri dan adanya menara pengamat. Meski negara-negara Barat telah melancarkan kritik keras terhadap kamp-kamp tersebut, Cina belum mendukung apa yang dikatakannya sebagai program deradikalisasi yang sangat sukses di wilayah yang telah diliputi oleh kekerasan etnis.

 

 

sumber : Reuters
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement