REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pecinta film action kembali dihibur dengan keseruan dari film Fast & Furious Presents: Hobbs & Shaw. Apalagi, film ini didominasi oleh ketangkasan Dwayne Johnson yang berperan sebagai Hobbs dan Jason Statham yang berperan sebaga Shaw.
Dua tokoh ini memiliki tujuan yang sama sehingga mereka berdua terpaksa harus bekerja sama dalam satu tim. Mereka kemudian sama-sama memutar otak dan mengerahkan ketangkasan dalam menangani Brixton Lore yang diperankan oleh Idris Elba.
Brixton mengklaim dirinya sebagai “Black Superman”. Ia memiliki cairan virus yang dapat melenyapkan sebagain penduduk bumi. Tapi, virus itu dipegang oleh adik perempuan Shaw.
Hal itu otomatis membuat nyawa adik Shaw yang bernama Hattie Shaw (Vanessa Kirby) terancam. Sebagai seorang Kakak, Shaw pun berusaha untuk melindungi Hattie. Di satu pihak, Hobbs juga diberi amanat untuk mencegah virus itu kembali ke tangan Brixton.
Hal tersebut yang kemudian membuat Hobbs dan Shaw harus terus jalan beriringan. Hobbs yang berbekal badan kekar lebih kerap menggunakan kekuatanya dalam memberikan perlawanan. Sedangkan Shaw, lebih mengandalkan ketangkasan dan kecerdasan untuk mengakali Brixton dan anak buahnya.
Seperti layaknya Fast & Furious terdahulu, film ini otomatis juga dibumbui dengan aksi yang berkaitan dengan mobil sports dan kendaraan lainya. Bahkan, Hobbs dan Shaw pun sempat mengendarai pesawat jet tempur. Seluruh rangkaian aksi itu pun dikemas dengan apik sehingga mampu menciptakan atamosfer yang menegangkan.
Tak ingin terlihat monoton, film yang mulai tayang di bioskop Indonesia pada Rabu (31/7) ini juga dilengkapi dengan beberapa bumbu-bumbu humor. Sesekali Hobbs dan Shaw ini saling mengisengi dalam melakukan beberapa aksinya. Hal ini terbilang unik, karena meski mereka berada dalam situasi yang tidak mudah, tapi mereka masih saja sempat mengeluarkan sifat konyol mereka.
Brixton pun bukan musuh yang ringan. Dirinya mengklaim sebagai “Black Superman” karena tubuhnya sudah dilengkapi dengan cyber-genetic physical technology. Hal itu membuat Brixton hadir sebagai manusia super tahan peluru.
Dengan kekuatan, pasukan, dan senjata yang ia miliki, Brixton pun memberikan perlawanan yang tak mudah untuk Hobbs dan Shaw demi mendapatkan kembali virus racikanya. Sampai-sampai, pada suatu saat, Hobbs dan Shaw pun sempat berdebat.
Shaw sempat keberatan untuk menceritakan sebuah kesepakatan yang melibatkan adiknya dan tidak ingin terlalu banyak dicampuri urusanya oleh Hoobs. Shaw menilai, itu adalah urusan keluarga.