Rabu 31 Jul 2019 15:26 WIB

Pemerintah Ajak Perusahaan Besar Eksplorasi Gas di Indonesia

Pemerintah berkomitmen mengalokasikan 50 persen produksi gas untuk konsumsi domestik

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Nidia Zuraya
Ladang Migas
Foto: Antara//Zabur Karuru
Ladang Migas

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Ignasius Jonan mengatakan pengembangan industri gas di Indonesia, dari hulu sampai ke hilir, mulai dari eksplorasi sampai eksploitasi, sedang bertumbuh. Pemerintah Indonesia, kata Jonan, berkomitmen melakukan pembangunan gas reservoir berkapasitas besar, seperti yang sedang berlangsung dengan Inpex dan Shell di Maluku.

Hal ini dikatakan Jonan saat membuka Gas Indonesia Summit and Exhibition 2019 yang bertajuk "Konferensi Strategis di Tengah Optimisme" di Jakarta Convention Center, Jakarta, Rabu (31/7).

Baca Juga

"Oleh sebab itu, pemerintah mendorong perusahaan-perusahaan besar di bidang eksplorasi gas untuk melakukan eksplorasinya di Indonesia," ujar Jonan.

Jonan menambahkan, terhadap sisi konsumsi, pemerintah sudah berkomitmen mengalokasikan setidaknya 50 persen gas pada 2025 untuk konsumsi domestik, yaitu industri dan manufaktur serta pembangkit listrik.

Vice President dmg events Mel Shah mengatakan Gas Indonesia Summit & Exhibition 2019 yang berlangsung mulai Rabu (31/7) hingga Jumat (2/8) akan mempertemukan para pemimpin di sektor publik dan industri yang memfasilitasi komunikasi antara stakeholder dari seluruh value chain, menyajikan berbagai perkembangan terbaru di industri, dan peluang jaringan.

"Acara ini akan memungkinkan industri gas alam di Indonesia menciptakan peluang pasar baru, mendorong pertumbuhan dan pembangunan," kata Mel.

Menteri Bangladesh Nasrul Hamid yang juga hadir dalam acara ini, mengaku sedang menjajaki berbagai peluang kerja sama dengan Indonesia. Nasrul menyebut Bangladesh sedang tumbuh menjadi negara pasar gas yang besar dan ditopang perekonomian negara yang terus bertumbuh.

"Industri kami membutuhkan banyak pasokan energi, terutama gas. Itu yang kami butuhkan dari Indonesia. Kami membawa portofolio investasi di bidang energi yang sangat besar," ujar Nasrul.

Menurut Nasrul, Indonesia bisa menjadi mitra yang besar bagi negaranya. Terlebih, Indonesia dan Bangladesh memiliki sejarah yang panjang.

"Kita bisa berbagi teknologi dan sumber daya dan Bangladesh juga bisa menjadi pasar yang potensial bagi Indonesia," kata Nasrul menambahkan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement