Rabu 31 Jul 2019 16:54 WIB

Terjemahan Alquran Terkini, Ramah Disabilitas dan Gender

Kemenag menjelaskan arti ramah disabilitas dan gender dalam konteks penerjemahan

Rep: Fuji Eka Permana/ Red: Hasanul Rizqa
Ilustrasi Membaca Alquran
Foto: dok. Republika
Ilustrasi Membaca Alquran

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran Kementerian Agama (Kemenag) sedang menyusun terjemahan Alquran edisi penyempurnaan. Terjemahan Alquran edisi tahun 2019 itu telah disempurnakan agar menjadi ramah disabilitas dan gender.

Kepala Bidang Pengkajian Alquran dari Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran, Abdul Aziz Sidqi menyampaikan, terjemahan Alquran itu disempurnakan dari sisi kebahasaan. Sebelumnya, terjemahan yang ada mengacu kepada ejaan yang disempurnakan (EYD). Kini, acuannya pada pedoman umum ejaan bahasa Indonesia (PUEBI).

Baca Juga

Lajnah Pentashihan Mushaf Alquran bekerja sama dengan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Terjemahan Alquran edisi 2019 ini pun dibuat agar ramah disabilitas dan ramah gender.

"Maksud ramah disabilitas tadi kita sampaikan, (misalnya) penerjemahan kata buta dalam Surah Abasa ayat dua itu diterjemahkan menjadi tunanetra karena itu menyangkut fisik. Kalau tidak menyangkut fisik, tetap terjemahannya buta," kata Aziz kepada Republika.co.id di kantor MUI pusat, Jakarta, Rabu (31/7).