REPUBLIKA.CO.ID, MANADO— Majelis Ulama Indonesia (MUI) Sulawesi Utara (Sulut) mengajak semua masyarakat tetap menjaga persatuan dan kesatuan serta harus berpegang pada kebinekaan sehingga akan tetap rukun dan damai.
Ketua MUI Sulut, KH Abdul Gafur, di Manado, Rabu (31/7), mengatakan sebagai warga negara yang baik, sudah sepatutnya untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa.
"Kita harus berpegang kepada kebhinekaan bangsa ini, dengan adanya kebhinekaan maka kita harus rukun," tambahnya.
Dia mengemukakan rukun antar umat beragama dan pemerintah. Menjunjung tinggi UUD 45, Pancasila, dan setia kepada NKRI.
"Dan terakhir melaksanakan perintah agama masing-masing dalam hidup dan kehidupan kita sehari hari," lanjutnya.
Sementara itu, pendakwah Ustaz Faizal Sabaya juga mengatakan dalam menjaga persatuan dan kesatuan bangsa, harus yakin bahwa Tuhan menciptakan manusia berbeda-beda, dan dengan perbedaan itu hidup menjadi Indah atau berkah.
Dia menjelaskan dalam surah al-Hujarat:13 menyebutkan "Wahai manusia! sungguh, kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal."
Dia mengingatkan jangan mencampuradukkan kegiatan keagamaan yang nantinya merusak esensi kebinekaan. Hargai perbedaan dengan toleransi yang natural tanpa mencampur adukkan kegiatan ritual keagamaan.
"Harus bijaksana dalam perbedaan. Bagaimana agar hidup bijaksana dalam perbedaan? Dekati perbedaan dengan kesamaan selanjutnya diskusikan perbedaan karena hasil diskusi perbedaan merupakan bahan toleransi," kata dia sembari menambahkan bahwa Pancasila dan UUD 45 adalah ‘kitab suci’ Indonesia, maka pahami dan amalkan kitab suci tersebut dengan sepenuh hati.