REPUBLIKA.CO.ID, JAMBI -- Kepala Pos Pengamatan Gunung Kerinci, Rudra, mengatakan bahwa aktivitas Gunung Kerinci di Provinsi Jambi kembali normal pascaerupsi pada Rabu sekitar pukul 13.00 WIB. Ia menyebut aktivitas masyarakat setempat pun saat ini seperti biasa, tapi masyarakat diimbau untuk tidak mendekati gunung dalam radius tiga kilometer.
"Sebenarnya aktivitas seperti biasa, tapi secara visual kami menyebutnya erupsi. Tapi sekarang normal seperti biasa," kata dia dihubungi Antara dari Jambi, Rabu.
Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) melalui laman resminya merilis bahwa telah terjadi erupsi Gunung Kerinci pukul 12:48 WIB dengan tinggi kolom abu teramati kurang-lebih 800 m di atas puncak, sekitar 4.605 m di atas permukaan laut. Kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas sedang condong ke arah Timur laut dan Timur.
Saat ini, Gunung Kerinci berada pada Status Level II (Waspada). Masyarakat di sekitar Kerinci dan pengunjung/wisatawan tidak diperbolehkan mendaki kawah yang ada di puncak gunung api Kerinci di dalam radius tiga kilometer dari kawah aktif (masyarakat dilarang beraktivitas di dalam radius bahaya/KRB III).
Selain itu, jalur penerbangan di sekitar gunung api Kerinci juga direkomendasikan untuk dihindari. Pertimbangannya, sewaktu-waktu Kerinci masih memiliki potensi letusan abu dengan ketinggian yang dapat mengganggu jalur penerbangan.
Gunung Kerinci yang menjulang 3.805 meter dari permukaan laut (MDPL) merupakan gunung berapi tertinggi di Indonesia. Kerinci telah berstatus waspada level II sejak tahun 2007.
Gunung Kerinci di Provinsi Jambi itu berbatasan dengan Sumatra Barat. Ia membentang tepatnya di pegunungan Bukit Barisan atau dekat pantai Barat dan terletak sekitar 130 kilometer sebelah Selatan Kota Padang.