REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Timur menyosialisasikan penggunaan kantong plastik ramah lingkungan berbahan tepung tapioka atau pati singkong yang ramah lingkungan untuk alternatif wadah daging kurban.
“Diimbau kepada seluruh lapisan masyarakat di Jakarta Timur untuk menggunakan plastik biodegradable seperti ini, atau kembali ke jaman dulu, pakai besek,” kata Kepala Seksi Pengelolaan Kebersihan dan Limbah B3 Sudin LH Jakarta Timur, Wahyudi Rudianto, ketika ditemui di Jakarta, Rabu (31/7).
Hal tersebut dilakukan sejalan dengan program untuk merayakan Idul Adha tanpa sampah plastik dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta seruan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan untuk tidak menggunakan plastik hitam atau plastik sekali pakai.
Wahyudi menambahkan bahwa saat ini pihaknya terutama sudah mengimbau para pengurus masjid sebagai panitia kurban untuk menerapkan penggunaan plastik ramah lingkungan tersebut.
Sejauh ini, menurut dia, kesadaran masyarakat di Jakarta Timur sudah cukup tinggi soal penggunaan plastik hitam. Itu terlebih karena masyarakat sudah mengerti bahaya plastik hitam yang digunakan untuk bahan makanan.
Namun disayangkan bahwa penerapannya di lapangan masih memiliki kendala, terlebih jika dibandingkan dengan plastik hitam yang mudah dan murah didapatkan di pasaran.
“Kendala kami untuk memasyarakatkan penggunaan plastik biodegradable ini adalah mendapatkannya agak sulit, dan harganya juga lebih mahal,” tambah Wahyudi.
Pihak Sudin LH Jakarta Timur pun mengaku belum bisa menyediakan wadah alternatif untuk kurban karena terkendala anggaran. “Mungkin tahun depan kami menganggarkan program penyediaan plastik ramah lingkungan atau besek untuk kurban,” ujar Wahyudi.
Selain itu, karena program kurban tanpa plastik masih bersifat imbauan, belum ada ancaman sanksi yang bisa diberikan jika masih menggunakan plastik hitam dan tidak menggunakan wadah alternatif.