REPUBLIKA.CO.ID, AMSTERDAM -- Belanda dan Swiss menangguhkan dana ke badan pengungsi PBB (UNHCR). Hal tersebut terjadi setelah sebuah laporan etika mengungkapkan dugaan kesalahan administrasi dan penyalahgunaan wewenang di tingkat tertinggi lembaga tersebut.
Temuan-temuan dalam laporan internal, pertama kali diterbitkan oleh Aljazirah pada Senin termasuk tuduhan pelanggaran, nepotisme, dan diskriminasi. Laporan tersebut dikirim ke Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres pada Desember sehingga penyelidikan diluncurkan. Penyelidik PBB juga mengunjungi The United Nations Relief and Works Agency (UNRWA) di Yerusalem dan Amman. Pihak penyelidik PBB mengumpulkan informasi terkait tuduhan itu.
Dalam sebuah pernyataan Kementerian Kerja Sama Pembangunan Belanda mengatakan, negaranya telah menyatakan kepada PBB di New York dan kepada UNRWA, keprihatinan besarnya dan meminta klarifikasi. Belanda juga tengah berkonsultasi dengan donor lain.
Pernyataan tersebut mengatakan, bahwa menteri kerja sama pembangunan Belanda Sigrid Kaag meminta untuk mengetahui langkah-langkah apa yang akan diambil PBB berdasarkan hasil penyelidikan
"Menteri Kaag telah memutuskan untuk menunda kontribusi tahun ini (13 juta euro, 14,5 juta dolar AS) hingga kami menerima tanggapan yang memuaskan dari PBB di New York," kata pernyataan Kementrian Kerja Sama Pembangunan Belanda dilansir Aljazirah.
Pernyataan tersebut menjelaskan, bahawa keputusan negata sejalan dengan bagaimana Belanda telah berurusan dengan organisasi lain ketika penyelidikan telah dilakukan, seperti baru-baru ini dengan UNEP dan UNAIDS. "Belanda berharap situasinya akan diselesaikan dengan cepat, karena UNRWA memiliki mandat kemanusiaan yang penting untuk dipenuhi," kata pernyataan kementerian itu.
Sementara, Kementerian Luar Negeri Swiss mengatakan telah memberikan kontribusi tahunan sebesar 22,3 juta franc Swiss (22,5 juta dolar AS) untuk UNRWA. Meski demikian, Bern mengatakan pihaknya menangguhkan kontribusi tambahan kepada UNHCR sambil menunggu temuan para penyelidik PBB yang memeriksa laporan etika.
Dalam sebuah pernyataan, juru bicara UNRWA Tamara al-Rifai mengatakan organisasi itu menyesali keputusan Swiss dan Belanda. "Ada penyelidikan yang sedang berlangsung mengenai UNRWA, dan tidak ada yang disebarluaskan atau dibahas adalah temuan penyelidikan, hanya dugaan dan desas-desus," kata al-Rifai.
Dia mengimbau masyarakat untuk menunggu kesimpulan investigasi yang sebenarnya. Sementara itu, dia mengimbau para donor untuk menjaga dana mereka di tempat untuk para pengungsi Palestina.