REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Politikus Partai Golkar Zainudin Amali mengungkapkan, partainya kini tengah menjalin komunikasi dengan seluruh fraksi di DPR terkait kursi ketua MPR. Ia berharap pada saat pembentukan pimpinan tidak terjadi voting.
"Saya berharap begitu, musyawarah mufakat kita kan itu yang harus utama kita dorong," ujar Amali di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta Kamis (1/8).
Ia menuturkan, pemilihan melalui musyawarah mufakat bisa terjadi tergantung komunikasi politik yang sedang dilakukan. Pasalnya jika musyawarah mufakat tercapai maka energi yang terbuang terlalu banyak. "Jadi, harapan saya itu kita selesaikan dengan musyawarah mufakat," katanya.
Ketua Komisi II DPR itu pun memahami sejumlah partai menginginkan kursi ketua MPR. Namun menurutnya Partai Golkar sudah sewajarnya menempati kursi ketua MPR.
Pasalnya Partai Golkar berhasil menjadi partai dengan perolehan suara terbesar kedua setelah PDI Perjuangan. "Ya silakan (jika partai lain berkeinginan kursi ketua MPR), tapi urut-urutan kan Golkar yang nomor dua itu," ujarnya.
Sementara itu terkait isu yang menyebut bahwa ia merupakan calon ketua MPR yang diusung Partai Golkar, Amali menyerahkan sepenuhnya kepada partai.
Sebagai kader dirinya siap ditugaskan dimana saja. "Pimpinan partai pasti tahu dari masing-masing personal kader, kapasitas, integritas, manajemen skill, leadership-nya, itu yang diutamakan," ujarnya.