REPUBLIKA.CO.ID, KHORTUM -- Aktivis Sudan mengajak rakyat melakukan demonstrasi besar-besaran pada Kamis (1/8) ini. Dilansir dari Aljazirah, unjuk rasa dilakukan untuk menuntut keadilan atas tewasnya enam orang pengunjuk pada pekan ini.
Ajakan unjuk rasa besar-besaran ini juga dilakukan setelah empat siswa sekolah menengah di kota Al-Obeid di Kordofan Utara meninggal ditembak pasukan paramiliter. Siswa yang meninggal dunia tersebut berusia antara 15 hingga 17 tahun.
Menurut para aktivis yang beraliansi dengan Komite Dokter Sudan, penembak jitu paramiliter Rapid Support Forces melepaskan tembakan ke para siswa yang melakukan unjuk rasa. Mereka memprotes kekurangan bahan bakar dan roti di Kordofan Utara
Demonstrasi pun meletus di Khartoum dan pengunjuk rasa menutup jalan-jalan utama yang menghubungkan ibu kota Sudan ke kota-kota lainnya. Saksi mata mengatakan, ribuan orang turun ke jalan-jalan utama, tepatnya di Jalan Siteen, Khartoum.
Mereka membawa spanduk yang menyerukan agar pelaku penembakan terhadap anak-anak diadili. Ketua dewan militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan mengecam penembakan tersebut.
"Apa yang terjadi di Al-Obeid persoalan yang sangat disesali dan membuat marah dan pembunuhan terhadap warga yang damai tidak bisa diterima dan harus ditolak dan kejahatan yang harus segera dimintai pertanggungjawaban," kata Burhan.
UNICEF juga sudah mengecam penembakan yang juga melukai tiga siswa lainnya. UNICEF mengatakan anak-anak usia 15 hingga 17 tahun melakukan aksi protes di awal tahun ajaran baru sekolah dan di tengah ketidakpastian politik di Sudan.
"Tidak ada anak yang harus dimakamkan dengan seragam sekolah mereka," ujar UNICEF dalam pernyataannya.