Kamis 01 Aug 2019 16:09 WIB

KPK Kembali Geledah Rumah Dinas Iwa Karniwa

KPK sempat melakukan penggeledahan di rumah pribadi Iwa yang terletak di Kota Cimahi

Pasca penetapan status tersangka kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi  Jawa Barat, Iwa Karniwa dalam kasus suap izin Proyek Meikarta oleh Komisi  Pemberantasan Korupsi (KPK). Kondisi rumah pribadinya di Komplek Fadjar  Raya Estate, Kota Cimahi terpantau sepi.
Foto: republika/M Fauzi Ridwan
Pasca penetapan status tersangka kepada Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa dalam kasus suap izin Proyek Meikarta oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Kondisi rumah pribadinya di Komplek Fadjar Raya Estate, Kota Cimahi terpantau sepi.

REPUBLIKA.CO.ID, BANDUNG - Sejumlah anggota penyidik KPK kembali melakukan penggeledahan untuk kebutuhan penyidikan terhadap Sekretaris Daerah (Sekda) Jawa Barat, Iwa Karniwa yang dilakukan di rumah dinasnya, Jalan Aria Jipang, Kota Bandung, Kamis (1/8).

Beberapa anggota penyidik terlihat berada di beranda rumah dinas Iwa bersama dua personel polisi yang bersenjata. Ada pula anggota penyidik yang menggunakan rompi KPK terlihat beberapa kali masuk dan keluar rumah tersebut sambil membawa sebuah kardus.

Petugas KPK mendatangi rumah dinas Iwa sekitar pukul 13.30 WIB dengan menggunakan dua kendaraan roda empat. Dua kendaraan tersebut diparkir di halaman rumah yang terhalang oleh pagar.

Sebelum menyambangi rumah dinas, petugas KPK sempat melakukan penggeledahan di rumah pribadi Iwa yang terletak di Kota Cimahi. Di lokasi tersebut penggeledahan dilakukan selama sekitar satu jam.

Sebelumnya, KPK menyatakan akan turut menggeledah rumah dinas tersangka Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat Iwa Karniwa (IWK) di Kota Bandung dalam penyidikan kasus suap izin proyek Meikarta.

"Tim saat ini berada di rumah dinas tersangka IWK untuk lanjutkan rangkaian penggeledahan dalam kasus dugaan suap terkait perizinan Meikarta," kata Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Jakarta, Kamis.

Dalam pengembangan kasus Meikarta itu, KPK pada Senin (29/7) kembali menetapkan dua tersangka, yaitu Iwa Karniwa dan mantan Presiden Direktur PT Lippo Cikarang Bartholomeus Toto (BTO). Iwa diduga menerima aliran suap dari proyek Meikarta sebesar Rp900 juta terkait dengan pengurusan Rencana Detail Tata Ruang (RDTR) di Provinsi Jawa Barat.

Untuk diketahui, perkara kasus Meikarta tersebut berawal dari kegiatan tangkap tangan pada 14 dan 15 Oktober 2018. KPK menetapkan sembilan orang sebagai tersangka dari unsur kepala daerah, pejabat di pemkab Bekasi dan pihak swasta.

Atas perbuatannya, Iwa Karniwa diduga melanggar pasal pasal 12 huruf a atau pasal 12 huruf b atau pasal 11 Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001 juncto pasal 55 ayat (1) ke-1 KUHP.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement