REPUBLIKA.CO.ID, KHARTOUM -- Petinggi militer Sudan mengatakan pelaku pembunuhan siswa di Al-Obeid adalah petugas keamanan yang ditugaskan menjaga bank. Hal ini dilaporkan pada Kamis (1/8) oleh kantor berita SUNA yang tidak menyebutkan nama pejabat militer tersebut.
Setidaknya ada enam orang yang tewas dalam unjuk rasa di Al-Obeid, sekitar 400 kilometer barat daya ibu kota Khartoum. Empat orang diantaranya anak-anak yang berusia 15 sampai 17 tahun.
Hari ini aktivis Sudan mengajak rakyat melakukan demonstrasi besar-besaran menuntut keadilan atas tewasnya enam orang pengunjuk rasa di Al-Obeid. Sebelumnya, dikabarkan enam pengujuk rasa di kota Al-Obeid di Kordofan Utara tewas ditembak pasukan paramiliter.
Menurut para aktivis yang beraliansi dengan Komite Dokter Sudan, penembak jitu paramiliter Rapid Support Forces melepaskan tembakan ke para siswa yang melakukan unjuk rasa. Mereka memprotes kekurangan bahan bakar dan roti di Kordofan Utara.
Pembunuhan enam pengunjuk rasa ini sudah memicu demonstrasi di Khartoum dan pengunjuk rasa menutup jalan-jalan utama yang menghubungkan ibu kota Sudan ke kota-kota lainnya. Saksi mata mengatakan, ribuan orang turun ke jalan-jalan utama, tepatnya di Jalan Siteen, Khartoum.
Mereka membawa spanduk yang menyerukan agar pelaku penembakan terhadap anak-anak diadili. Ketua dewan militer Sudan Abdel Fattah al-Burhan mengecam penembakan tersebut.
"Apa yang terjadi di Al-Obeid persoalan yang sangat disesali dan membuat marah dan pembunuhan terhadap warga yang damai tidak bisa diterima dan harus ditolak dan kejahatan yang harus segera dimintai pertanggungjawaban," kata Burhan.