REPUBLIKA.CO.ID, BATU -- Hutan yang terbakar di Gunung Arjuno semakin meluas dibandingkan Sebelumnya. Laporan semula 70 hektare (ha), kini luasan hutan terbakar sudah mencapai lebih dari 300 ha.
Kasi Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Batu, Abdur Khoirur Rochim mengatakan, kondisi terkini di area kebakaran masih terpantau terdapat bara api yang belum padam. Hal ini terutama pada kayu dan akar yang terbakar di lokasi. "Dan ini akan terus dipantau untuk mengantisipasi munculnya api baru karena situasi di lokasi angin cukup kencang," kata Rochim.
Atas kondisi ini, BPBD Jawa Timur (Jatim) pun ikut memberikan upaya penanganan pada hutan rakyat di Gunung Arjuno tersebut. Salah satunya, pengajuan bantuan kepada Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melalui surat darurat dari Pemerintah Kota (Pemkot) Batu.
Kepala BPBD Jatim, Suban Wahyudiono mengatakan, permintaan bantuan ke pusat ini diperlukan mengingat kebakaran terjadi di area ketinggian.
Artinya, proses menjangkau lokasi kebakaran akan memakan waktu lama. Belum lagi pendistribusian logistik, barang dan sebagainya yang sulit dilakukan. "Airnya juga tidak ada, medannya juga curam dengan kemiringan 60 derajat," ujar Subhan saat dihubungi wartawan, Kamis (1/8).
BPBD sendiri sudah meminta bantuan helikopter untuk melakukan water bombing. Bahkan, permintaan bantuan ini telah direspon positif oleh yang bersangkutan. Bantuan helikopter kemungkinan tiba dari Kalimantan di Bandara Abd Saleh, Kamis (1/8). "Water bombing rencananya kalau tidak halangan dan cuaca baik, Insya Allah besok sudah mulai," tegasnya.
Selanjutnya, BPBD dan tim gabungan harus menentukan koordinat pendaratan helikopter. Penentuan titik ini terutama untuk pengambilan air di Waduk Selorejo atau alternatif lainnya. Untuk pastinya, ini harus berkoordinasi terlebih dahulu dengan lembaga dan instansi terkait.