Kamis 01 Aug 2019 18:19 WIB

Pesantren Ar Romli Kadugede, Berdiri Sejak Abad ke-16

Pesantren Ar Romli mencoba untuk bangkit.

Rep: Andrian Saputra/ Red: Nashih Nashrullah
Pesantren Ar Romli Kadugede, Berdiri Sejak Abad ke-16
Foto: Republika/ Andrian Saputra
Pesantren Ar Romli Kadugede, Berdiri Sejak Abad ke-16

REPUBLIKA.CO.ID, KUNINGAN – Sekitar awal abad ke-16 di Kabupaten Kuningan sudah berdiri sebuah Pesantren. Yakni Pesantren Ar Romli, Kadugede. Pesantren ini didirikan oleh Eyang Sobaruddin. 

Meski tak diketahui tahun pendirian pesantren, namun menurut pengasuh Pesantren Ar Romli, Kiai Hasan Sarmada, satu-satunya yang menunjukan tuanya umur pesantren itu adanya bangunan Masjid Ar Romli yang masih kokoh berdiri hingga saat ini.   

Baca Juga

Pada bagian dalam bangunan Masjid Ar Ramli terdapat empat buah tiang penyangga yang diperkirakan telah berusia ratusan tahun. Bahkan menurut Kiai Hasan, masjid tersebut merupakan hadiah yang dari Sunan Gunung Jati pada Eyang Sobaruddin. 

Diketahui Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah sendiri hidup pada 1448-1569. Diketahui Sunan Gunung Jati atau Syekh Syarif Hidayatullah hidup pada 1448-1569.  

“Dari cerita begitu masjid ini pemberian Sunan Gunung Jati, saya juga pernah cek desain dan jenis kayunya dengan yang ada di Kasultanan Kasepuhan ternyata sama,” kata Kiai Hasan saat berbincang dengan Republika,co.id pada Kamis (1/8).     

Kiai Hasan menjelaskan dulunya pesantren itu belum memiliki nama, nama Ar Romli sendiri diambil dari KH Romli yakni keturunan generasi kelima Eyang Sabaruddin. 

Kiai Romli sendiri merupakan salah satu ulama paling berpengaruh di Kuningan. Setelah Kiai Ramli wafat, Pesantren Ar Ramli dipimpin dua putranya yakni Kiai Jubaedi dan Kiai Ubaedah. “Dulu itu santrinya banyak, saya ingat waktu kecil itu kalau mengaji dari pesantren bisa sampai jalan raya,” kata Kiai Hasan.  

Menurut Kiai Hasan, Pesantren Ar Ramli bisa disebut perantren tertua di Kuningan. Bahkan dulunya Pesantren Ar Ramli menjadi tujuan para santri dari berbagai daerah. Terlebih saat pesantren dipegang Kiai Jubaedi dan Kiai Ubaedah. 

Kakak beradik itu pun makin membuat pesantren berkembang. Santrinya tak hanya berasal dari Jawa Barat saja namun juga dari luar pulau Jawa. Pada 1982, Kiai Ubaedah wafat dan empat bulan berselang disusul Kiai Jubaedi. 

photo
Masjid Pesantren Ar Romli Kadugede, Berdiri Sejak Abad ke-16. Republika/ Andrian Saputra

Setelah dua tokoh itu wafat, santri pesantren Ar Ramli perlahan-lahan berkurang. Menurut Kiai Hasan saat ini hanya terdapat 20 santri yang bermukim di pesantren. Setiap pagi santri diperbolehkan untuk bersekolah di luar pesantren sedang pada sore hari santri baru mengikuti pengajian kitab kuning.   

“Dulunya setiap rumah disini itu ada santri, mungkin karena sudah zamannya. Karena kebanyakan pesantren di Jabar sekarang itu kan ada sekolahnya disini tak ada,” katanya.   

Meski demikian, Kiai Hasan mengungkapkan saat ini dirinya tengah berupaya untuk mengembalikan ruh pesantren Ar Romli agar bisa kembali bersinar. Dia mengatakan pesantren berencana mengajak seluruh alumninya agar dapat memondokan putra putrinya kembali di pesantren Ar Romli. “Upaya kami kedepannya alumni yang dulu pernah disini agar anaknya mondok disini lagi biar banyak lagi seperti dulu,” katanya. Andrian Saputra

   

 

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement