Kamis 01 Aug 2019 18:40 WIB

Pertamina: Volume Tumpahan Minyak di Karawang Sudah Turun

Estimasi tumpahan minyak sebelumnya mencapai tiga ribu barel per hari.

Rep: Muhammad Nursyamsyi/ Red: Gita Amanda
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.
Foto: Antara/Puspa Perwitasari
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Pertamina (Persero) menyampaikan intensitas tumpahan minyak akibat kebocoran gas di sekitar anjungan lepas pantai YY PHE ONWJ di sekitar anjungan YY di wilayah Karawang, Jawa Barat, sudah berkurang. Tumpahan minyak diklaim tinggal tersisa 10 persen dari volume awal.

"Volume sudah mengecil, tumpahan Minyak tinggal 10 persen dari tumpahan dari hari partama dari sisi volume," ujar Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan, Jakarta, Kamis (1/8).

Baca Juga

Estimasi tumpahan minyak sebelumnya mencapai tiga ribu barel per hari. Nicke mengatakan Pertamina terus melakukan pemantauan dan mengangkut tumpahan minyak dengan puluhan kapal.

"Intinya jangan sampai minyaknya ke darat. Kita harapkan penanganan bisa lebih cepat," ucap Nicke.

Nicke mengatakan dalam menangani dampak tumpahan minyak, Pertamina mempunyai berbagai skala prioritas, mulai dari jangka pendek hingga jangka panjang. Untuk jangka pendek, Pertamina berusaha melakukan penutupan sumur YYA-1, tempat di mana kebocoran gas terjadi dan mengakibatkan tumpuan minyak ke laut.

"Yang permanen ialah bagaimana kita menutup sumur," kata Nicke. Untuk jangka panjang, kata dia, Pertamina akan terus melakukan pemulihan lingkungan yang tercemar tumpahan minyak.

Direktur Hulu Pertamina Dharmawan Samsu mengatakan penurunan volume tumpahan minyak mulai terjadi sejak Jumat (26/7). Dharmawan menyebut, penurunan volume terlihat cukup signifikan berdasarkan hasil pemantauan.

"Empat sampai lima hari terakhir memang secara signifikan sudah turun," ujar Dharmawan.

Kendati begitu, Pertamina terus melakukan pemantauan, terutama terhadap tumpahan minyak yang luput dari oil boom. "Mudah-mudahan minyak yang ke darat bisa kita cegah. Minyak yang ada di darat itu kemungkinan karena yang pas awal-awal kejadian (belum ada oil boom)," ucap Dharmawan.

Dharmawan enggan berbicara soal nilai kerugian yang diderita Pertamina. Menurutnya, fokus utama Pertamina saat ini lebih terhadap penanggulangan kebocoran dan dampak yang ditimbulkan agar tidak meluas.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement