REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kepengurusan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) periode 2019-2023 di bawah pimpinan Marciano Norman terbilang berbeda dengan sebelumnya. Pada kepengurusan ini, Marciano melibatkan figur disabilitas, yakni anak dari artis Dewi Yull, Panji Surya Sahetapy.
Surya yang tuli menjadi salah satu pengurus induk organisasi olahraga Indonesia yang dikukuhkan dan dilantik secara resmi oleh Marciano di Hotel Borobudur Jakarta, Kamis (1/8). Surya didapuk sebagai Wakil IV Bidang Media dan Hubungan Masyarakat bersama dengan artis senior Ayu Dyah Pasha. Untuk posisi ketuanya dipegang oleh Ketua SIWO Pusat AA GWA Ariwangsa.
"Saya sangat tersanjung bisa menjadi bagian dari KONI Pusat. Ini adalah kesempatan saya untuk menjembatani atlet disabilitas. Semuanya juga tahu, atlet disabiltas Indonesia juga berprestasi di level internasional," kata Surya melalui penerjemah bahasa isyarat.
Menurut dia, dengan posisi sebagai humas dirinya akan terus menjalani komunikasi dengan atlet disabilitas Indonesia maupun dengan calon atlet. Ia ingin semuanya bisa memaksimalkan kemampuan terutama dalam bidang olahraga.
"Biar kita setara dengan atlet yang lain dan itu sudah mulai terjadi. Semoga apa yang menjadi masalah pada atlet disabilitas bisa terselesaikan," kata Surya menambahkan.
Surya selama ini dikenal sebagai aktivis tuli di Indonesia. Surya pernah mewakili Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Indonesia dalam Global IT for Youth with Disabilities di Bangkok, Thailand pada 2013. Ia pernah bertemu dengan Ratu Elizabeth II serta Prince Philip, Duke of Edinburgh mewakili Indonesia. Ia kemudian aktif mempromosikan bahasa isyarat yang penting bagi penyandang disabilitas tuli.
Keterlibatannya dengan olahraga semakin kencang pada tahun lalu saat Indonesia menjadi tuan rumah Asian Para Games 2018. Ia berdiskusi dengan Menpora Imam Nahrawi dan sempat mengajari Presiden Joko Widodo bahasa isyarat.
KONI Pusat di bawah pimpinan Marciano Norman diharapkan banyak membuat terobosan karena pada kepengurusan sebelumnya belum maksimal. Apalagi, menjelang akhir kepengurusan Tono Suratman menghadapi kasus yang cukup pelik, yaitu berurusan dengan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
"Kepengurusan saat ini disusun untuk siap menghadapi tantangan. Siap menuju kemandirian. Kami tidak ingin organisasi ini menjadi peminta-minta," kata Marciano Norman di sela pengukuhan dan pelantikan pengurus KONI Pusat periode 2019-2023 di Jakarta.
Selain sosok disabilitas, kepengurusan KONI ini juga dihuni mantan atlet hingga pengusaha. Untuk mantan atlet ada mantan petinju nasional Christian John (Chris John), mantan petenis Yayuk Basuki, mantan pebulu tangkis Icuk Sugiarto, atlet tenis meja Lieng Lieng Agustin ,serta Ade Lukman yang mengemban jabatan sebagai Sekjen KONI.