Jumat 02 Aug 2019 05:35 WIB

Kali Pisang Batu Bekasi Kembali Penuh Sampah

Banyak warga Bekasi membuang sampah ke Kali Pisang Batu.

Rep: Febryan A./ Red: Ani Nursalikah
Sampah menumpuk di Kali Pisang Batu, Kampung Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya, Kabupeten Bekasi, Kamis (1/8). Sampah kembali menumpuk di sana usai penumpukan sebanyak 2.000 ton dibersihkan pada bulan Januari 2019 lalu.
Foto: Republika/Febryan.A
Sampah menumpuk di Kali Pisang Batu, Kampung Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya, Kabupeten Bekasi, Kamis (1/8). Sampah kembali menumpuk di sana usai penumpukan sebanyak 2.000 ton dibersihkan pada bulan Januari 2019 lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, CIKARANG -- Hanya berselang enam bulan, Kali Pisang Batu di Bekasi kembali dipenuhi sampah. Meski sampahnya tak sebanyak dulu, tetapi kali itu kini juga semakin tercemar oleh limbah. Hal itu ditandai dengan banyaknya busa di aliran kali.

Penumpukan sampah terlihat di kali itu tepat di Kampung Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi. Berdasarkan pantauan Republika.co.id, Kamis (1/8), sampah yang menumpuk di sana didominasi sampah plastik. Sampah-sampah itu menumpuk di setiap kolong jembatan yang ada di sana.

Baca Juga

"Sebulan usai pembersihan, kali ini penuh sampah lagi," kata Sumariyanti (45 tahun) salah seorang warga yang tinggal di bantaran kali tersebut, Kamis.

Sebelumnya, Kali Pisang Batu dipenuhi sampah pada awal Januari 2019. Sampah menumpuk di sana sepanjang satu kilometer. Volumenya diperkirakan 2.000 ton.

Penumpukan itu menutupi semua badan kali dan membuat air tak bisa mengalir. Akhirnya pada pertengahan Januari, petugas kebersihan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bekasi membersihkan sampah di sana.

photo
Sampah menumpuk di Kali Pisang Batu, Kampung Pisang Batu, Desa Pahlawan Setia, Tarumajaya, Kabupeten Bekasi, Kamis (1/8). Sampah kembali menumpuk di sana usai penumpukan sebanyak 2.000 ton dibersihkan pada bulan Januari lalu.

"Sampah kali ini tidak separah dulu karena untung ada pengendalian dari petugas. diangkat sama mereka," ujar Sumariyanti.

Petugas kebersihan dari DLH Kabupeten Bekasi, kata Sumariyanti, membersihkan kali itu dari sampah sebanyak dua kali dalam sepekan. Caranya dengan mendorong sampah di sana ke tepian dengan bambu.

"Lalu dibakar pas sudah kering" kata dia.

Dia menuturkan, sampah yang ada saat ini merupakan sampah endapan di dasar kali. Sampah itu naik ke permukaan pascapembersihan. Sumariyanti mendaku tak ada lagi warga setempat yang membuang sampah ke kali.

"Kalau orang dekat sini sudah pada sadar karena sudah lihat penumpukan yang dulu gimana parahnya," kata dia.

photo
Warga mengambil air dari sumur buatan di kawasan pemukiman penduduk di bantaran Kali Pisang Batu, Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat.

Warga lainnya, Endang (55), memberikan kesaksian yang berbeda. Sampah-sampah itu, kata dia, berasal dari sejumlah perumahan warga yang ada di sekitar sana.

"Di hulu kali ini kan sudah tambah banyak perumahan," katanya.

Warga lain, Aslia (60) berpendapat sama dengan Sumariyanti. Warga yang tinggal di perumahanlah yang membuang sampah.

"Biasanya pas mereka mau berangkat kerja, itu mereka lempar sampah ke kali dari motor," ucap Aslia.

Tak hanya sampah, tapi air kali yang berwarna hitam pekat dan berbau tak sedap itu juga mengeluarkan busa. Tampak busa menumpuk di salah satu jembatan bambu yang dibuat warga.

Busa menjulang di sana setinggi satu meter. Menurut warga, busa memang selalu muncul ketika air itu dibendung untuk keperluan pengairan sawah.

"Sudah seperti salju. Kalau dibakar busa itu bisa menyala api," kata Endang.

Menurut Endang, busa sudah muncul sejak lama, yakni sejak delapan tahun yang lalu. Busa muncul seiring dengan air kali yang menghitam.

Dia menduga busa itu juga disebabkan limbah dari perumahan warga. "Kalau pabrik tidak ada dekat sini," ucapnya.

photo
Petugas Dinas Kebersihan mengoperasikan alat berat saat membersihkan sampah dari Kali Pisang Batu di kawasan Tarumajaya, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Selasa, 8 Januari 2019.

Pencemaran Kali Pisang Batu itu, kata Aslia, membuat ikan tak ada lagi di sana. Selain itu, dia sebagai petani juga mengalami gatal-gatal ketika mengolah sawahnya.

Sebabnya, sawah petani di sana menggunakan air dari Kali Pisang Batu. "Cuma gatal, tapi padinya tetap berbuah," ucapnya.

Kepala Bidang Kebersihan pada Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Bekasi Dodi Agus Supriyanto, mengatakan, penumpukan sampah di Kali Pisang Batu terjadi lagi karena banyak warga yang membuang sampah ke aliran kali. "Kami tidak bisa melototin setiap orang yang buang sampah kesana," ucap Dodi.

Dodi mengatakan, sampah menumpuk di sana hanya di sekitar tanggul atau jembatan. Itupun hanya sepanjang 50 meter. Sampah menumpuk karena petugas yang biasanya membersihkan sampah di sana sebanyak tujuh orang, kini terpaksa dipindahkan untuk pembersihan Kali Busa Bahagia.

"Setelah ini pasukan kita bagi, empat orang disini, tiga orang di Kali Pisang Batu," kata Dodi ketika ditemui di sela aktivitas pembersihan sampah yang menumpuk di Kali Busa Bahagia, Kelurahan Bahagia, Babelan, Kabupaten Bekasi.

Dia pun mengaku sampah di Kali Pisang Batu bisa dibersihkan secara cepat oleh petugas kebersihan. Sedangkan untuk pencegahan jangka panjang, dia berharap setiap ketua RT dan RW memberikan sanksi tegas bagi warga yang membuang sampah ke kali.

Dodi menambahkan, penyebab lain sampah banyak menumpuk di kali dikarenakan kurangnya armada truk sampah. Meski demikian, ia mengaku tak mungkin menambah armada dalam waktu dekat.

"Kita sekarang fokus penambahan lahan TPA Burangkeng yang sudah overload dulu, karena percuma armada ditambah tapi tidak bisa dibuang ke TPA," ujar Dodi.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement