Jumat 02 Aug 2019 09:09 WIB

Mimpi Utsmaniyah Bendung Kekuatan Barat di Mediterania

Utsmaniyah membangun pangkalan angkatan laut di Galata.

Ilustrasi - Pasukan Ottoman, Turki.
Foto: Hurriyet
Ilustrasi - Pasukan Ottoman, Turki.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dari tembok benteng Konstantinopel yang baru saja dikuasainya, Sultan Mahmud memandangi perairan di sekitarnya. Sang penakluk itu menyadari bahwa perairan Golden Horn yang terletak dekat pertemuan Selat Bosporus dan Laut Marmara itu berair tenang, namun cukup dalam sehingga cocok untuk pelabuhan besar bagi kapal-kapal perang.

Baca Juga

Sultan kemudian menunjuk Hamza Pasha sebagai komandan angkatan laut Otto man yang diperintahkan un tuk membangun markas armada kapal perang di sisi utara Golden Horn di sebe rang Konstantinopel, tepatnya di Haskoy, di sisian Sungai Kasimpasa

Banyak tukang kayu, pelaut, dan juga pengrajin kapal dibawa dari berbagai wilayah pesisir Kesultanan Ottoman ke Konstantinopel yang diubah namanya menjadi Istanbul. Mereka itulah yang menghidupkan aktivitas pangkalan angkatan laut terbesar Ottoman tersebut.

Sebuah lukisan miniatur pada abad ke-15 menggambarkan bahwa berbagai kapal galley, kapal layar bertenaga dayung, berlabuh dan diperbaiki di Golden Horn menunjukkan bahwa markas angkatan laut Ottoman itu memang makmur.

Sultan Selim I memperkuat Pangkalan Angkatan Laut di Galata, Istanbul, karena dia ingin angkatan perang Ottoman tak hanya garang di daratan, namun juga perkasa di lautan. Setelah pulang dari kampanye perang Caldiran, Selim menyatakan keinginannya itu kepada Patih Kerajaan Piri Mehmed Pasha.

‘’Jika para kalajengking (Kristen) bisa menguasai lautan dengan kapal-kapal mereka, jika bendera Penguasa Venesia, paus, dan raja-raja Prancis dan Spanyol dikibarkan di pantai-pantai Thrace, ini semua karena toleransi kita. Aku ingin angkatan laut yang sangat kuat dan dengan jumlah kapal yang banyak,’’ kata Sultan Selim I seperti diceritakan dalam buku The History of the Ottoman States.

Maka, Mehmed Pasha pun menanggapinya sebagai berikut. ‘’Yang Mulia, Anda baru saja mengatakan apa yang sebenarnya akan saya usulkan. Perintah untuk membangun armada angkatan laut dengan 500 kapal segera dilaksanakan. Orang Prancis akan ketakutan ketika mendengar kabar ini. Sebelum galangan kapal rampung, sebelum 40 kapal galley kita turunkan ke laut, Anda akan melihat bahwa mereka akan datang memohon pembaruan perjanjian damai dan pembayaran upeti. Dengan cara ini maka semua ongkos yang kita keluarkan akan dipenuhi dari upeti itu.’’

Setelah pertemuan itu, Ottoman membangun galangan kapal perang dari wilayah Galata sampai ke Sungai Kagithane di bawah pengawasan Laksamana Ja’far yang rampung pada 1515. Sebanyak 150 kapal dipesan pada berbagai galangan itu. Setiap kapal membutuhkan biaya pembangunan 50 ribu koin emas. Sejak itu, wilayah Golden Horn resmi menjadi pusat pembangunan kapal dan markas administrasi ang katan laut Ottoman.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement