REPUBLIKA.CO.ID, PONTIANAK -- Rosmina dan Fransiska Adriana, mahasiswi semester empat Program Studi Sistem Informasi Akuntansi (Prodi SIA) Fakultas Teknologi Informasi (FTI) Universita Bina Sarana Informatika (UBSI) Kampus Pontianak berhasil meraih juara pertama Lomba Parade Cinta Tanah Air (PCTA) tingkat Perguruan Tinggi yang diselenggarakan oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia, di Aula Tedy Katsuri Lanud Supadio, Pontianak, Kamis (25/7). Keduanya menyisihkan 35 tim yang berasal dari berbagai Perguruan Tinggi di Kalimantan Barat.
Kedua mahasiswi ini menampilkan produk syal tenun khas Dayak membawa mereka meraih juara 1 dan mendapatkan hadiah berupa plakat, sertifikat, uang tunai serta piala penghargaan. Hadiah tersebut diserahkan langsung oleh Brigadir Jenderal TNI Binarko Sugihantyo, selaku kepala Kantor Wilayah Kementerian Pertahanan Provinsi Kalimantan Barat.
“Ide membuat syal tenun khas Dayak ini berasal dari keluarga dan merupakan kerajinan turun temurun yang sebagian besar warga di kampung halaman saya adalah pengrajin tenun”, kata Rosmina dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Rabu (31/7).
Ia menambahkan, inspirasi motif tenunan khas Dayak ini awalnya melihat hasil karya orang lain dan dimodifikasi sesuai dengan imajinasinya. Selain itu, proses pembuatan syal dibuat dengan menggunakan alat tenun yang sederhana, benang jahit, wol dan nilon. Kerajinan tenun sudah menjadi kebiasaan anak-anak suku Dayak sejak tingkat Sekolah Dasar.
“Perjuangan kami belum selesai, harus melanjutkan kompetisi ini dengan membawa nama Kalimantan Barat ke tingkat Nasional. Maka dari itu, kami akan belajar terus dan berusaha memberikan yang terbaik untuk Kalimantan Barat” jelas Fransiska.
Prosesi pemberian hadiah kepada masing-masing pemenang PCTA tingkat Provinsi Kalbar.
Fransiska menyampaikan, tujuan mereka membuat syal ini agar masyarakat Indonesia lebih mencintai budaya lokal dan senang memakai produk buatan dalam negeri.
Selain itu Kepala Kampus UBSI Kampus Pontianak, Eri Bayu Pratama mengatakan, even seperti ini memberikan dampak positif terhadap generasi muda saat ini. Selain itu, mendorong kalangan mahasiswa dari berbagai kampus di Kalimantan Barat lebih berinovasi dengan karya yang mereka hasilkan.
“Alhamdulillah ini merupakan sesuatu yang patut disyukuri dari beberapa peserta yang ikut dalam kategori Perguruan Tinggi, mahasiswa kami dari UBSI Kampus Pontianak dapat mewakili Kalimantan Barat ke tingkat nasional,” ujar Eri.
Ia berharap Rosmina dan Fransiska tidak hanya mengharumkan nama Perguruan Tinggi UBSI Kampus Pontianak saja, tetapi nama Provinsi Kalimantan Barat. Ia juga berharap, ke depannya generasi muda dapat terus berkarya, berinovasi, dan konsisten dengan apa yang dilakukan agar dapat mencapai kesuksesan.
“Kami sangat mendukung Rosmina dan Adriana. Semoga mereka bisa menampilkan yang terbaik. Menang kalah hal yang wajar. Pengalaman mengajarkan kita untuk dapat sukses,” kata Eri.
Wakil Rektor Bidang Non Akademik UBSI yang ditemui di Jakarta, Suharyanto mengungkapkan rasa bahagian dan dukungan kepada kedua mahasiswi yang akan melangkah ke ajang PCTA tingkat nasional.
“Dengan mengangkat budaya lokal Kalimantan Barat, saya yakin kedua mahasiswa ini dapat memberikan yang terbaik di ajang PCTA tingkat nasional nantinya. Dan semoga ini bisa menjadi contoh dan motivasi bagi mahasiswa atau mahasiswi UBSI lainnya untuk terus berprestasi dan peduli budaya tradisional Indonesia,” tutur Suharyanto.