REPUBLIKA.CO.ID, SUBANG -- Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana, Geologi (PVMBG) meningkatkan status vulkanologi pada Kawah Gunung Tangkuban Parahu menjadi waspada. Hal itu dilakukan karena ancaman bahaya yang meningkat menyusul erupsi gunung sejak Kamis (1/8) malam hingga Jumat (2/8) pagi.
Saat ini, radius tidak mendekati kawah ditingkatkan dari awalnya 500 meter menjadi 1,5 kilo meter meter. Sebelumnya, sejak Jumat (26/7) status erupsi pada TWA Tangkuban Perahu ada pada level I atau normal.
Berdasarkan pantauan, akses menuju kawah Gunung Tangkuban Parahu ditutup oleh pagar. Para petugas dari pengelola menjaga ketat area masuk wilayah Taman wisata. Sementara itu, berdasarkan data seismograf aktivitas vulkanologi terus bergerak kencang.
"Kemarin erupsi empat kali pukul 20.00 Wib hingga pukul 21.00 Wib, amplitudo 50 mm. Kemudian sejak pukul 00.43 Wib meletus lagi dengan amplitudo 50 mm sampai sekarang," ujar Hendrik Deratama, Pengamat PVMBG pos pemantauan Gunung Api Tangkuban Parahu, Jumat (2/8).
Ia mengungkapkan, erupsi masih terjadi hingga saat ini. Meski begitu, pihaknya belum mengetahui besaran letusan tersebut. PVMB menaikkan status vulkanologi ke level II yaitu waspada sekitar pukul 08.00 Wib.
Menurut dia, peningkatan status dilakukan karena evaluasi yang dilakukan dan ancaman bahaya yang meningkat. Erupsi yang terjadi disebabkan adanya aktivitas magma sama seperrti pada 2013 lalu.
"Sama seperti 2013 yaitu meletus dulu terus ada jeda terus meletus lagi," katanya. Hendrik mengatakan radius tidak mendekati kawah dinaikkan menjadi 1,5 kilometer.
Ia mengungkapkan, pihaknya terus memantau kondisi erupsi Gunung Tangkuban Parahu dan belum bisa memprediksi akan berlangsung hingga kapan. Saat ini, katanya kondisi asap sudah tinggi.