REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perdana Menteri Thailand Prayuth Chan-ocha mengutuk mereka yang berada di balik aksi setidaknya tiga ledakan bom berskala kecil di Bangkok, Jumat (2/8). Ledakan terjadi di saat mereka sedang menjadi tuan rumah pertemuan keamanan Asia Tenggara dengan negara-negara besar lainnya.
Seperti yang dikutip Reuters, tidak ada pihak yang menyatakan bertanggung jawab atas ledakan yang melukai setidaknya tiga orang itu. "Sehubungan dengan bom tadi pagi, saya mengutuk mereka yang menimbulkan situasi yang mengacaukan perdamaian dan merusak citra negara. Saya telah memerintahkan pejabat berwenang untuk memastikan keamanan warga serta pihak yang terdampak," kata Prayuth.
Pertemuan masalah keamanan tersebut didahului dengan Pertemuan Tingkat Menteri ASEAN (AMM) yang juga dihadiri Menlu Retno Marsudi. Dalam sesi tersebut, Menlu Retno antara lain kembali menyampaikan dukungan terkait permintaan Timor Leste untuk menjadi anggota ASEAN yang telah diajukan pada 2011.
“Dukungan untuk Timor Leste yang sudah mengajukan diri sebagai negara anggota ASEAN bukan baru diberikan Indonesia. Sejak awal Indonesia sudah menyampaikan dukungannya, dan pada saat pleno saya sampaikan kembali dukungan Indonesia untuk Timor Leste,” kata Retno dalam taklimat media, seperti disampaikan Kemenlu, Kamis.
Dukungan Indonesia bagi Timor Leste diberikan secara politis dan konkret melalui berbagai bantuan pengembangan kapasitas untuk mempersiapkan negara tersebut sebelum masuk ASEAN. Sejak mengajukan diri menjadi anggota ASEAN pada 2011, Timor Leste terus berupaya memenuhi sejumlah prasyarat dan keselarasan baik dalam pilar politik, ekonomi, serta sosial budaya.