Jumat 02 Aug 2019 16:34 WIB

Pertamina Tambah 1.200 Oil Boom Atasi Tumpahan Minyak

Pertamina juga menggunakan satelit imagery memantau pergerakan tumpahan minyak.

Sejumlah petugas Oil Spill Combat Team (OSCT) saat akan memasang Oil Boom di Pantai Sedari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/8) lalu.
Foto: Republika/Putra M. Akbar
Sejumlah petugas Oil Spill Combat Team (OSCT) saat akan memasang Oil Boom di Pantai Sedari, Karawang, Jawa Barat, Kamis (1/8) lalu.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perseroan Terbatas Pertamina menambah sebanyak 1.200 oil boom untuk mengatasi tumpahan minyak dari sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi di Blok Offshore North West Java (ONWJ).

"Sudah diputuskan ada penambahan 1.200 oil boom lagi dan sudah disebarkan sejak Senin," kata Direktur Hulu PT Pertamina Persero Dharmawan Syamsu di Jakarta, Jumat (2/8).

Baca Juga

Ia menjelaskan, oil boom adalah peralatan sejenis pelampung yang berfungsi melokalisasi atau mengurung tumpahan minyak di air agar tidak menyebar. Untuk wilayah pemasangan atau sebaran oil boom, kata dia, tidak hanya dipasang di sekitar perairan Karawang, Jawa Barat, tetapi hingga ke Kepulauan Seribu yang juga terdampak tumpahan minyak.

Dalam hal tersebut, PT Pertamina juga bekerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) menggunakan satelit imagery untuk memantau pergerakan tumpahan minyak. Dengan adanya bantuan satelit itu, pergerakan tumpahan minyak tersebut mudah dipantau dan segera dikejar oleh kapal saat masih berada di laut bebas.

"Sudah beberapa poin di daerah HL dan Tanjung Bekasi upaya ini dilakukan dan bekerja sama dengan polisi," katanya. Tumpahan minyak di daratan, menurut dia, harus segera diatasi dengan penambahan jumlah personel agar tidak makin memperburuk dampak yang ditimbulkan.

Sebelumnya, Menteri KKP RI Susi Pudjiastuti meminta PT Pertamina (Persero) untuk memperbanyak stok oil boom untuk menangani kejadian tumpahan minyak menyusul keluarnya gelembung gas dan tumpahan minyak dari sumur YYA-1 area Pertamina Hulu Energi.

"Kendala memang ada beberapa yang mungkin ini jadi pelajaran kita semua. Ke depan oil boom itu mungkin kita harus punya stok lebih banyak. Kalau menangani lebih cepat dengan oil boom yang lebih banyak, liquid (cairan) ini mungkin tidak akan ke pinggir," katanya.

Susi menyebut penanganan yang dilakukan BUMN migas itu telah terlihat cukup optimal. Meski diakui penanganan tumpahan minyak juga bergantung pada arus gelombang dan arah angin, ia mengapresiasi respons Pertamina yang berusaha semaksimal mungkin menangani peristiwa tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement