REPUBLIKA.CO.ID, BANDAR LAMPUNG -- Sejumlah warga Telukbetung yang bermukim di pesisir Teluk Lampung beramai-ramai mengungsi ke tempat yang tinggi. Mereka mengungsi karena khawatir terjadi gempa susulan setelah gempa berkekuatan magnitudo 7,4 melanda di Banten, Jumat (2/8) pukul 19.03.
Arus kendaraan dan mobil meluncur dari Telukbetung ke arah Kantor Wali Kota Bandar Lampung, Masjid Agung Al-Furqon, dan juga Kantor Gubernur Lampung. Tampak suasana ramai dan macet, serta diiringi bunyi klakson mobil dan motor menuju tempat yang tinggi.
Selain itu, warga yang tidak membawa kendaraan berjalan kaki mengajak anggota keluarganya anak dan orang tua ke tempat yang aman, seperti di trotoar jalan, dan juga lapangan terbuka. Mereka khawatir terjadi gelombang tsunami bila berdiam atau tetap di rumahnya di dekat pesisir Teluk Lampung.
“Kami khawatir ada gelombang tsunami, jadi warga beramai-ramai mengungsi lagi seperti tsunami yang terjadi akhir tahun lalu. Kami belum berani pulang ke rumah,” kata Ardi, warga Telukbetung Utara.
Warga masih panik setelah getaran gempa terasa lama saat sedang bersantai di dalam rumah. Sebagian warga masih terbayang dengan bencana gelombang tsunami yang melanda di pesisir selatan Provinsi Lampung pada 23 Desember 2018.
“Lebih baik kami mengungsi daripada tidur di rumah. Khawatir ada tsunami seperti akhir tahun lalu,” kata Tati, warga di Jalan WR Supratman, Telubetung.
Warga Telubetung beramai-ramai menempati selasar di Masjid Agung Al-Furqon, dan juga lapangan di Kantor Gubernur. Hal tersebut pernah terjadi saat pengungsian dan evakuasi warga Telubetung saat kejadian gempat dan gelombang tsunami pada 23 Desember 2018 lalu.