Sabtu 03 Aug 2019 08:49 WIB

Apple Tumbang, Alphabet Jadi Perusahaan Terkaya di Dunia

Apple terdepak dari posisi pertama sebagai perusahaan terkaya di dunia. Kok bisa?

Rep: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)/ Red: Clara Aprilia Sukandar(Warta Ekonomi)
Apple Tumbang, Alphabet Jadi Perusahaan Terkaya di Dunia. (FOTO: TechCrunch)
Apple Tumbang, Alphabet Jadi Perusahaan Terkaya di Dunia. (FOTO: TechCrunch)

Apple terdepak dari posisi pertama sebagai perusahaan terkaya di dunia dalam hal kekayaan tunai. Posisi itu saat ini ditempati oleh induk perusahaan Google, Alphabet yang memiliki kekayaan cadangan sebesar US$117 miliar atau Rp1.678,01 triliun pada kuartal II 2019.

Berdasarkan laporan The Financial Times, Apple memiliki kekayaan cadangan bernilai US$102 miliar atau Rp1.462,8 triliun setelah dikurangi utang.

Baca Juga: Awas Spotify Bisa Kebalap Apple

Jumlah kekayaan ini dapat meningkatkan tekanan dari pemegang saham yang ingin mengetahui alokasi belanja Alphabet untuk pembelian kembali saham atau dividen, serta berpotensi meningkatkan pengawasan dari regulator terkait dengan dominasi Google.

Google dan induk perusahaannya telah menghadapi denda antitrust senilai EUR8,2 miliar atau sekitar US$9,05 miliar atau setara Rp129,7 triliun di wilayah Uni Eropa selama dua tahun terakhir. Google juga tengah diawasi secara ketat oleh badan penegak hukum di Amerika Serikat.

Baca Juga: Amazon Ungguli Microsoft, Apple Justru Kalah dari Alphabet

Apple memainkan peran penting dalam perubahan kepemimpinan ini dengan secara aktif mengurangi likuiditasnya. Sejak tahun 2017, kekayaan cadangan Apple mengalami penurunan sebesar US$61 milar dari puncaknya sebesar US$163 miliar atau sekitar Rp2,337,7 triliun.

Sementara itu, kekayaan tunai cadangan Alphabet mengalami peningkatan sebesar US$20 miliar sekitar Rp286,8 triliun pada periode yang sama.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan Warta Ekonomi. Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab Warta Ekonomi.
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement