REPUBLIKA.CO.ID, SUMBAWA -- Wakil Presiden RI Jusuf Kalla meresmikan sembilan gedung fasilitas Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB), Sabtu (3/8). JK juga meletakan batu pertama untuk empat fasilitas baru pondok pesantren yang berada di kawasan perbukitan arah selatan Sumbawa besar tersebut.
JK tiba di pondok pesantren sekitar pukul 10.30 WITA, setelah perjalanan menggunakan helikopter dari Bandara Lombok Praya, NTB. JK didampingi Gubernur NTB Zulkifliemansyah, Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dea Malela sekaligus pengasuh PMI Dea Malela, Din Syamsuddin.
Sejumlah fasilitas yang diresmikan JK merupakan sumbangan berbagai pihak, antara lain, Gedung Auditorium (sumbangan Mayapada Group), Asrama Santri Putri (sumbangan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat), Wisma Ustadz (sumbangan PT PLN Persero), Perpustakaan Putra (sumbangan PT BRI).
Ada juga Training Centre (sumbangan Cheng Ho Multi Culture Education Trust, Malaysia), Lapangan sepak bola (sumbangan PT Sinar Mas), Wisma Pendidik Berkeluarga (sumbangan PT Paragon Technology dan Innovations), Kantin putra, tangga penghubung asrama putra ke auditorium (sumbangan aksi cepat tanggap) dan lapangan futsal.
JK juga diketahui turut menyumbang gedung untuk rumah untuk kiai, pimpinan atau guru bernama Bait Kalla yang sudah diresmikan JK pada Juli 2016 lalu.
Sementara untuk peletakan batu pertama pada Sabtu (3/8) hari ini, JK akan meletakkan batu pertama untuk bangunan asrama putra (sumbangan Pendiri Bosowa Corporation, Aksa Mahmud), gedung kelas (sumbangan PT Telkom Indonesia, Klinik Rawat Inap (sumbangan Lucky Azizah Bawazier, dan toko santri (sumbangan Aksi cepat Tanggap (ACT).
Dalam sambutannya, JK berharap PMI Dea Malela menjadi salah satu pusat keilmuan dan pengetahuan di Indonesia. Karena itu, ia juga berterimakasih kepada pihak-pihak yang gotong royong atas pembangunan PMI Dea Malela.
"Saya berterimakasih kepada pihak pihak yang ikut membantu memenuhi harapan untuk menglengkapi sehingga jadi pusat keilmuan dan pengetahuan, jadi bukan lagi tuntutah ilmu ke negeri Cina tapi ke Sumbawa," kelakar JK.
Ketua Dewan Pembina Yayasan Pendidikan dan Kebudayaan Dea Malela sekaligus pengasuh PMI Dea Malela, Din Syamsuddin mengatakan sejak diresmikan pada 2016 oleh Presiden Joko Widodo yang diwakili oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Anies Baswedan, PMI Dea Malela mempunyai 320 santri dari berbagai daerah di Nusantara dan Mancanegara.
Saat ini jumlah siswa SMP di Dea Malela berjumlah 198 putra dan putri. Sedangkan, siswa SMA Dea Malela sebanyak 106 putra dan putri. Dari keseluruhan, termasuk di dalamnya santri luar negeri sebanyak 50 orang yang berasal dari Timor Leste, Malaysia, Thailand, Kamboja, Filipina dan Rusia.
"Setelah tiga tahun, kita ulangi mimpi besar ini sekarang punya 320 siswa, baik SMP, SMA, dan alhamdulilah melahirkan lulusan SMP, datang dari berbagai daerah selain Sumbawa, Lombok dan NTB, tapi dari Jatim, Jabar, Depok, DKI dan juga Aceh juga ada 50 santri dari luar negeri," kata Din.