REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kekerasan seksual yang dialami oleh anak kebanyakan dilakukan oleh orang terdekatnya. Komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI), Siti Hikmawati mengatakan orang tua dan masyarakat harus meningkatkan kepekaan terkait predator seksual yang sedang mengidentifikasi anak untuk dijadikan target.
Siti menjelaskan, kekerasan seksual kepada anak biasanya tidak langsung terjadi. Hal yang sering terjadi adalah si pelaku melakukan proses identifikasi dulu kepada calon korban.
Di dalam proses identifikasi ini, biasanya orang terdekat korban misalnya orang tua akan tidak sengaja memberikan informasi mengenai si anak. "Ketika identifikasi ini orang terdekat tidak sengaja membuka identitas anak ke orang lain, seperti orang tua yang cerita ke tetangga, ke guru," kata dia.
Si pelaku kemudian akan bersikap baik kepada orang tua agar mendapatkan kepercayaan. Si pelaku akan berusaha menjadi orang penting dan dibutuhkan oleh keluarga si anak yang telah ditarget.
Setelah mendapatkan kepercayaan, pelaku akan mendekati korban dan disaat mereka hanya berdua terjadilah kekerasan seksual. Oleh sebab itu, menurut Siti orang tua sepatutnya curiga apabila tiba-tiba ada orang baik.
"Sehingga, kalau ada tiba-tiba orang baik kita jangan langsung jatuh hati," kata dia.
Di dalam menjaga anak, segala macam pertimbangan harus dipikirkan. Keluarga berperan sangat penting untuk menjaga anak dari ancaman kekerasan-kekerasan seksual yang saat ini kerap terjadi.