REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memastikan sudah tidak ada pengungsi yang bertahan di tempat pengungsian pascagempa bumi yang mengguncang Banten dan sekitarnya. BNPB memastikan seluruh pengungsi telah kembali ke rumah masing-masing.
“Sekarang sudah tak ada pengungsi bertahan,” kata Plh Kepala Pusat data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam konferensi pers di Gedung BNPB, Jakarta Timur, Sabtu (3/8).
Dia menjelaskan, setelah Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencabut peringatan dini tsunami pada pukul 21.35 WIB, sekitar 1.000 pengungsi di kantor Gubernur Lampung sudah berangsur-angsur pulang ke rumah masing-masing. Agus memastikan, saat ini sudah tidak ada pengungsi yang berada di Provinsi Lampung.
Kemudian, sebanyak 30 orang pengungsi yang bertahan di Terminal Labuan, Lebak pada Sabtu pagi, sudah tidak ada sekarang. BMKG telah memastikan semua kondisi normal, aktivitas masyarakat sudah berjalan baik, serta air laut tidak ada perubahan.
Warga memungut tiang kayu rumahnya yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
“Sebenarnya sudah sejak tadi malam (kondisi normal),” ujar dia.
Kendati demikian, Agus mengatakan BNPB dan BPBD masih berada di lapangan untuk memastikan kondisi dan melakukan pendataan yang diperlukan, seperti apakah ada tambahan korban atau kerusakan. Dia mengatakan pemantauan lapangan akan dilakukan hingga Senin (5/8) mendatang.
“Jadi tim BPBD Lampung, Jawa Barat, Banteng masih di lapangan,” kata Agus.
Selain itu, dia melanjutkan, BNPB juga mengecek ketersediaan logistik di gudang-gudang BPBD. Berdasarkan tinjauan, gudang-gudang logistik memiliki cukup stok makanan dan pakaian.
“Kebutuhan belum ada, kalau kurang stoknya, BNPB akan bantu,” ujar dia.