Sabtu 03 Aug 2019 20:26 WIB

Korban Meninggal Akibat Gempa Menjadi Lima Orang

Seluruh korban meninggal dunia bukan disebabkan tertimpa reruntuhan.

Rep: Umi Nur Fadhilah/ Red: Ani Nursalikah
Relawan memeriksa rumah warga yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).
Foto: Antara/Asep Fathulrahman
Relawan memeriksa rumah warga yang rusak akibat diguncang gempa di Kampung Karoya, Mandalawangi, Pandeglang, Banten, Sabtu (3/8/2019).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) memperbarui jumlah korban meninggal terdampak gempa bumi 6,9 SR yang mengguncang Banten dan sekitarnya menjadi lima orang. "Korban meninggal menjadi lima orang, bukan karena reruntuhan rumah," kata Plh Kepala Pusat Data, Informasi, dan Humas BNPB Agus Wibowo dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (3/8).

Dia menjelaskan seluruh korban meninggal dunia bukan disebabkan tertimpa reruntuhan. Dia memerinci, korban meninggal berasal dari tiga kabupaten, yakni Kabupaten Pandeglang, Kabupaten Lebak, dan Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga

Perinciannya, satu korban meninggal di Kabupaten Pandeglang bernama Sa'in (40 tahun) dari Desa Ujung Jaya, Kecamatan Sumur. Korban meninggal karena mengalami kepanikan di kebun saat gempa bumi tetjadi.

Kemudian, dua korban meninggal di Kabupaten Lebak bernama Rasinah (48 tahun) dan Salam (95). Agus menjelaskan, Rasinah meninggal karena penyakit jantung saat menyelamatkan diri dari rumah. Sedangkan Salam yang beralamat di Desa Bayah Barat, Kecamatan Bayah meninggal saat mengungsi ke tempat yang aman.

Selain itu, dua orang meninggal dunia di Kabupaten Sukabumi. Masing-masing, Ajay (58) meninggal karena terpeleset saat hendak mengungsi ke rumah kerabat, serta Ruyani (35) yang meninggal karena saat gempa.

Agus mengatakan BNPB, BPBD, kementerian/lembaga, TNI, Polri, dan relawan bersinergi untuk melakukan kegiatan darurat bencana. Agus memuji reaksi cepat masyarakat yang tinggal di tepi kawasan Pandeglang dan Lampung Selatan, karena langsung merespon dengan menjauh dari bibir pantai.

“Situasi dan aktivitas warga terpantau normal. Kondisi air laut sepanjang pesisir terpantau normal,” kata dia.

Agus memastikan, saat ini aparat kewilayahan dan instansi terkait telah melaksanakan pemantauan ulang di daerah pedalaman. Selain itu, seluruh BPBD di kabupaten/kota terdampak telah mengimbau masyarakat agar tetap tenang, selalu waspada, serta mengikuti imbauan petugas BPBD, BNPB, dan BMKG.

Sebelumnya, Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) merilis gempa dengan Magnitudo 6,9 terjadi pada pukul 19.03 WIB dengan kedalaman 48 km. Posisi gempa berada pada 164 km barat daya Pandeglang, Banten. BMKG mengakhiri peringatan dini tsunami pada Jumat (2/8) pukul 21.35 WIB atau dua jam 32 menit pascagempa.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement