REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Pimpinan Pusat Syarikat Islam Hamdan Zoelva menaruh harapan besar terhadap Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela yang berlokasi di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB). Mantan ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga mengaku optimistis, PMI Dea Malela dapat menjadi lembaga pendidikan yang mencetak banyak santri unggul.
Terlebih lagi, lanjut dia, pesantren yang didirikan ketua umum PP Muhammadiyah 2005-2015 Prof Din Syamsuddin itu mendorong para santri untuk memiliki sikap kepemimpinan, berjiwa wirausaha, dan berdaya saing global. Karena itu, Hamdan menilai PMI Dea Malela adalah pilihan yang tepat bagi orang tua Muslim yang ingin anak-anaknya memiliki pengetahuan keagamaan yang mendalam serta pemahaman saintifik dan sosial yang mumpuni.
“Pondok Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela di Sumbawa ini dapat jadi pilihan para orang tua yang ingin anaknya kuat dalam ilmu agama, science, wirausaha dan leadership yang berkemampuan internasional,” kata Hamdan Zoelva saat menghadiri acara peletakan batu pertama Gedung Pusat Pelatihan Wirausaha "JK Building" di PMI Dea Malela, Sumbawa, NTB, seperti dikutip dari rilis yang diterima Republika.co.id, Sabtu (3/8).
Wakil Presiden Republik Indonesia Jusuf Kalla meresmikan berbagai fasilitas di Pesantren Modern Internasional (PMI) Dea Malela, yang berlokasi di Kabupaten Sumbawa, Provinsi Nusa Tenggara Barat, Sabtu (3/8).
Secara geografis, PMI Dea Malela terletak jauh dari hingar-bingar kota. Tepatnya di Desa Lanangguar, Kabupaten Sumbawa. Akan tetapi, lembaga ini menyediakan pendidikan yang islami dan berwawasan global dengan fokus membentuk karakter santri dan santriwati yang unggul. Alhasil, PMI Dea Malela tidak hanya menerima anak-anak dari dalam negeri, tetapi juga luar negeri, semisal Malaysia, Thailand, Filipina, hingga Rusia.
“Pesantren ini baru empat tahun dibangun, dengan gedung-gedung dan ruangan kelas, asrama putra-putri, rumah ustaz, masjid, lapangan sepakbola dan berbagai fasilitas lainnya," tutur Hamdan.
"Santrinya--selain dari Sumbawa--juga ada dari daerah seluruh Indonesia dan mancanegara. Fokusnya hendak melahirkan santri unggul dari berbagai segi untuk membangun peradaban. Ini wujud ide pendirinya yang sangat luar biasa, Prof Din Syamsuddin,” sambung dia.
Dalam kesempatan ini, Hamdan turut mendampingi Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK). Selain itu, hadir pula tokoh-tokoh nasional, semisal Gubernur NTB Zulkiflimansyah, Pangdam Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, dan mantan menteri perindustrian Saleh Husin. Adapun Din Syamsuddin selaku tuan rumah juga turut menyaksikan jalannya acara.
Terpisah, Din Syamsuddin mengungkapkan, PMI Dea Malela diresmikan pada 2016 lalu oleh Presiden Joko Widodo, yang diwakili Menteri Pendidikan dan Kebudayaan saat itu Anies Baswedan. Pondok pesantren ini tercatat memiliki 320 orang santri dari berbagai daerah di Nusantara dan mancanegara.
Saat ini, jumlah siswa SMP di Dea Malela berjumlah 198 putra dan putri. Adapun jumlah siswa SMA Dea Malela sebanyak 106 putra dan putri.
Sebanyak 50 orang santri di antaranya berasal dari pelbagai negara, yakni Timor Leste, Malaysia, Thailand, Kamboja, Filipina, dan Rusia.
"Setelah tiga tahun, mimpi besar ini (PMI Dea Malela --Red) sekarang punya 320 siswa, baik SMP, SMA, dan alhamdulilah melahirkan lulusan SMP. Merek adatang dari berbagai daerah selain Sumbawa, Lombok dan NTB. Ada dari Jatim (Jawa Timur), Jabar (Jawa Barat), Depok, DKI Jakarta dan juga Aceh, juga ada 50 orang santri dari luar negeri," tutur Din.