REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta kembali beroperasi setelah pasokan listrik PLN ke DKI Jakarta mulai berangsur pulih pada Ahad (4/8) malam. PT MRT Jakarta menyampaikan, mulai pukul 20.00 WIB, Ratangga mulai beroperasi hingga 00.00 WIB.
"Atau jam operasi terakhir, melayani dari Stasiun Lebak Bulus Grab hingga Stasiun Bundaran HI dan sebaliknya dengan tanpa berbayar (gratis)," ujar Kepala Divisi Sekretaris Perusahaan PT MRT Jakarta Muhammad Kamaluddin dalam siaran pers, Ahad (4/8).
Ia memaparkan, suplai daya listrik 60MVA ke Gardu Induk atau RSS MRT sudah mempertimbangkan cadangan titik pasokan listrik dari dua gardu induk PLN yang berbeda. Gardu induk itu PLN Pondok Indah dan Gardu induk PLN CSW.
Sistem pasokan listrik untuk MRT Jakarta dari kedua gardu induk itu mengandalkan sistem listrik nasional yang dikelola oleh PLN. Sistem itu sejalan dengan sistem listrik MRT di berbagai negara lain.
Pembangkit Cadangan atau Backup Genset MRT saat ini hanya didesain dan dioperasikan untuk kebutuhan listrik di stasiun. Kebutuhan listrik untuk traksi kereta Ratangga sebesar 60MVA terlalu besar untuk dibuatkan pembangkit cadangan atau backup genset di internal MRT.
Saat ini untuk sistem MRT Jakarta Fase I belum memungkinkan untuk menyiapkan cadangan pembangkit daya untuk memasok listrik untuk menggerakkan kereta Ratangga. Dalam upaya pemulihan operasi, MRT Jakarta menempatkan aspek keamanan dan keselamatan sebagai prioritas utama kami dan dengan tetap berkoordinasi intensif dengan PLN.
"Mohon maaf kepada seluruh masyarakat pengguna layanan MRT Jakarta atas ketidaknyamanan yang diakibatkan dari adanya kondisi ini," kata Kamal.