Senin 05 Aug 2019 05:48 WIB

Baitul Wakaf Gelar Studium General Aksi Wakaf

Wakaf sekarang sangat mudah untuk disosialsiasikan dan dilakukan.

Baitul Wakaf  menggelar Studium General Aksi Wakaf di Aula Pesantren Hidayatullah Depok, Ahad (4/8).
Baitul Wakaf menggelar Studium General Aksi Wakaf di Aula Pesantren Hidayatullah Depok, Ahad (4/8).

REPUBLIKA.CO.ID, DEPOK -- Baitul Wakaf bersama Laznas BMH dan STIE Hidayatullah Depok menggelar Studium General Aksi Wakaf di Aula Pesantren Hidayatullah Depok, Jawa Barat,  Ahad (4/8). Studium general itu bertujuan mendorong kesadaran masyarakat, terutama entitas muda di kampus, untuk memahami dan menjadikan wakaf sebagai gaya hidup. 

Direktur Baitul Wakaf, Rama Wijaya menjelaskan bahwa program ini penting guna menyiapkan wakaf ke depan lebih hidup di tengah-tengah umat.

“Membangun kesadaran masyarakat tentu saja butuh waktu dan butuh pola. Baitul Wakaf melihat kampus dan  anak muda adalah entitas strategis di masa depan. Maka even ini sangat penting guna menjadikan sosialisasi dan edukasi wakaf ke depan lebih baik lagi, sehingga perlahan apa yang selama ini menjadi potensi benar-benar menjadi kekuatan wakaf di Indonesia,” terangnya melalui rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (5/8).

Hadir sebagai narasumber dalam acara tersebut Komisioner Badan Wakaf Indonesia (BWI),  JE Robbyantono; Head Partnership PT Amanna Fintech Syariah,  Agus Kalifatullah Sadikin;  dan Wakil Direktur Utama Laznas Baitul Maal Hidayatullah (BMH), Supendi.

Dalam paparannya, JE Robbyantono menjelaskan perihal pentingnya wakaf produktif yang sejak masa sahabat telah diteladankan.

“Umar bin Khathab itu mewakafkan kebun kurma. Bukan buah kurmanya, atau hasil penjualan buah kurma, tetapi kebunnya, inilah wakaf produktif. Jadi kalau perusahaan yang diwakafkan bukan keuntungannya, tapi yang diwakafkan adalah saham perusahaannya. Yang diwakafkan adalah engine-nya, yang diwakafkan adalah alat yang memproduksi, bukan hasil produksinya. Ini wakaf Umar bin Khathab,” urainya.

Sementara itu, Agus Kalifatullah menjelaskan betapa wakaf sekarang sangat mudah untuk disosialsiasikan dan dilakukan.

“Dengan perangkat modern era 4.0 interaksi kebaikan sangat memungkinkan dilakukan tanpa harus tatap muka. Nah, di sini wakaf bisa kita lakukan. Jika dapat dimaksimalkan, maka akan banyak saudara kita terbantu oleh pemberdayaan dari hasil wakaf.  Sehingga,  mereka selamat dari jeratan rentenir pinjaman online,” jelasnya.

Pada saat yang sama Wakil Direktur Utama Laznas BMH, Supendi mengajak komponen anak muda untuk melek dengan wakaf agar ke depan pola pemberdayaan bisa semakin variatif, massif dan efektif.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement