REPUBLIKA.CO.ID, EL PASO -- Jordan Anchondo tewas dalam penembakan massal di El Paso, Texas karena melindungi putranya. Saudara perempuan Anchondo, Leta Jamrowski mengatakan Jordan tewas saat melindungi putranya yang baru berusia dua bulan.
Jamrowski menunggu di ruang tunggu rumah sakit University Medical Center of El Paso, tempat di mana keponakannya dirawat karena patah tulang. Sebab ibunya jatuh terkena tembakan.
"Dari cedera bayi, mereka mengatakan tampaknya karena saudari saya mencoba melindunginya, jadi ketika tertembak Jordan sedang mengendongnya dan jatuh di atasnya, jadi itu mengapa beberapa tulangnya patah, keponakan saya hidup karena ibunya memberikan nyawanya," kata Jamrowski, Senin (5/8).
Jordan, ibu tiga orang anak dan suaminya Andre Anchondo mengantar putri mereka yang berusia lima tahun untuk latihan cheerleader. Lalu mereka berbelanja kebutuhan sekolah di Walmart, El Paso. Mereka tidak pernah kembali.
Andre Anchondo yang juga tewas di El Paso baru saja lepas dari ketergantungannya pada obat-obatan. Salah satu kawannya Koteiba 'Koti' Azzam menelepon untuk mencari tahu bagaimana keadaan temannya.
"Saya menyayanginya, ia memiliki karakter dan kharisma," kata Koti yang tinggal di San Marcos, Texas lewat sambungan telepon.
Azzam mengatakan Anchondo mulai berbisnis di El Paso, membangun bangunan dari granit dan batu. Dengan kerja kerasnya ia cukup sukses. Anchondo juga hampir menyelesaikan rumah untuk keluarganya.
"Hal ini hampir membuat Anda mempertanyai keyakinan Anda, tapi Tuhan tidak terlibat di dalamnya, tangan pelaku yang mengambil nyawa teman saya dalam cara yang drastis," kata Azzam yang seorang Muslim.