Senin 05 Aug 2019 18:27 WIB

Tak Ada Lilin, Kulit Jeruk Pun Bisa Jadi Penerang

Kulit jeruk dicampur dengan minya jelantah bisa menjadi bahan penerang seperti lilin.

Lilin dari kulit jeruk dan gelas digunakan warga Kota Bandung saat listrik PLN mati.
Foto: dok. Istimewa
Lilin dari kulit jeruk dan gelas digunakan warga Kota Bandung saat listrik PLN mati.

REPUBLIKA.CO.ID, oleh Djoko Suceno

 

Matinya aliran listrik di wilayah Bandung Raya menyisakan cerita. Kepanikan masyarakat, khususnya kaum ibu, terlihat menjelang sore hari. Masyarakat memburu lilin ke supermarket atau toko-toko yang ada di sekitar rumah mereka.

Tingginya masyarakat membeli lilin membuat sejumlah mini market dan toko kehabisan stok alat penerangan tersebut. Kalaupun ada, jenis lilin yang dijual berukuran besar (sebesar lengan bayi berusia satu bulan) dengan harga Rp 50 ribu per batangnya.

Karena tak mendapatkan lilin ukuran kecil, banyak dari ibu-ibu yang membuat penerangan darurat tersebut dengan bahan seadanya. Hal itu dialami Ny Leni (45 tahun) warga Antapani, Kota Bandung. Setelah mencari lilin ke sejumlah minimarket gagal, ia pun mencari referensi cara membuat penerangan dengan bahan seadanya.

Diambilnya jeruk sankis kemudian dipotong menjadi dua. Kulit jeruk setengah lingkaran yang sudah tak ada isinya kemudian dijadikan alas.

Kemudian ia menuangkan minyak goreng sisa ke dalam kulit jeruk yang berbentuk mangkuk tersebut. Kulit jeruk yang sudah berusi minyak jelantah itu kemudian diberi alas piring. Sebagai sumbunya menggunakan tisu yang digulung menjadi seperti sumbu.

"Alhamdulillah semalaman lilin buatan ini bisa bertahan. Inspirasi ini saya ambil dari program Kang Pisman yang digagas Pemkot Bandung, yaitu memanfaatkan sampah hingga berguna,’’ ujar dia.

Pengalaman saat panik pun ternyata menumbuhkan kreativitas bagi Ny Asri. Setelah berusaha mencari lilin tak membuahkan hasil, ia pun putar otak. Diambilnya bahan-bahan seperti gelas, minyak goreng, korek kuping.

Dengan peralatan seadanya ia kemudian mengisi gelas tersebut dengan baru-tau kecil seukuran jempol. Kemudian dituangkan air sekitar tiga perempat gelas. Kemudian tuangkan minyak goreng secukupnya. Korek kuping dijadikan sumbu dengan posisi berdiri tegak.

"Agar tak goyang korek kuping diganjal dengan batu-batu kecil. Selain itu batu untuk memperindah lilin," ujar dia.

Lilin buatan kedua ibu ini ternyata sangat bermanfaat. Menurut Leni, lilin terseut bertahan hingga lampu menyala sekitar tengah malam. Sedangkan, lilin buatan Ny Asri bisa bertahan lebih lama.

Keduanya berharap pengalaman tersebut bisa dicoba oleh ibu-ibu lainnya jika aliran listri mendadak mati dalam waktu yang cukup lama. "Mudah-mudahan listrinya tidak mati lagi," kata Ny Asri.

Suasana gelap gulita dirasakan hampir seluruh warga Kota Bandung pada Ahad (4/8) malam. Matinya aliran listrik PLN sejak Ahad siang membuat warga mengalami kesulitan.

Berbagai aktivitas masyarakat seperti perdagangan, usaha kecil menengah, fasilitas umum, dan lain sebagainya terganggu. Setelah lebih dari 10 jam mati, aliran listrik mulai nyala secara bertahap pada Ahad malam. Aliran listrik kembali mati di sejumlah wilayah Kota Bandung pada Senin siang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement