REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tabula Rasa menjadi film peraih empat Piala Citra Festival Film Indonesia sejak dirilis 2014. Berangkat dari prestasi itu, Lifelike Pictures meluncurkan kembali original sound track (OST) di platform musik digital agar penonton film beserta para penikmat musik dapat mendengarkan lagu-lagu tersebut dengan mudah.
Lie Indra Perkasa selaku music director film Tabula Rasa mengatakan, produksi musik menggunakan alat moderen seperti synth dan loops yang digabungkan dengan "bumbu" irama musik tradisional, seperti triton, tifa, dan talempong. Semuanya dipadukan bersama melodi dari biola, cello, serta sebuah grand piano yang sudah berusia setengah abad.
"Saya ingin menunjukkan keberagaman Indonesia yang pada akhirnya bisa menjadi harmoni yang indah," ungkap Indra di Jakarta, Ahad (4/8).
Soundtrack Tabula Rasa kini dapat dinikmati di iTunes, Spotify, dan berbagai platform musik digital lainnya. Tabula Rasa merupkan film yang bercerita tentang keragaman manusia Indonesia, sebuah potongan keseharian dari perjuangan yang dialami oleh banyak perantau di kota besar. Keragaman budaya dalam filmnya juga ditampilkan melalui musik.
Film Tabula Rasa bercerita tentang Hans, seorang pemuda Serui, Papua yang kehilangan mimpinya untuk menjadi pemain sepak bola profesional. Hans lalu bertemu dengan Mak, pemilik sebuah rumah makan Padang yang akhirnya menuntun Hans untuk membangun kembali hidupnya melalui makanan.
Film berdurasi 107 menit ini pernah meraih piala citra pada kategori Sutradara Terbaik (Adriyanto Dewo), Skenario Asli Terbaik (Tumpal Tampubolon), Pemeran Utama Wanita Terbaik (Dewi Irawan sebagai Mak), dan Pemeran Pendukung Pria Terbaik (Yayu Unru sebagai Parmanto).
"Lie Indra Perkasa selaku music director menggabungkan beberapa bunyi-bunyian alat musik tradisional Indonesia dengan alat musik modern, menghasilkan alunan musik yang sangat menghibur” ujar Sheila Timothy, Produser film Tabula Rasa.