Selasa 06 Aug 2019 01:03 WIB

Pakar Sebut Sumatera Solusi Cadangan Listrik Jakarta

Pakar ketenagalistrikan ITB sebut Sumatera bias jadi solusi cadangan listrik Jakarta

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
Seremoni operasi komersial Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt) di PLTA Rajamandala, Cianjur, Jumat (12/7).
Foto: dok. PLN
Seremoni operasi komersial Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Rajamandala berkapasitas 47 MW (Megawatt) di PLTA Rajamandala, Cianjur, Jumat (12/7).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pakar ketenagalistrikan Institut Teknologi Bandung (ITB) Pekik Argo Dahono menjelaskan salah satu solusi mengatasi cadangan listrik Jakarta serta wilayah Jawa bagian Barat. Caranya adalah mensuplai cadangan listrik dari Pulau Sumatera. Suplai listrik dapat dilakukan melalui jaringan kabel bawah laut.

“Yang paling bagus seharusnya listrik kita di Jawa bagian Barat segera disambung ke Sumatera. Jadi kalau listrik Timur putus bisa disumbang dari Sumatera,” kata Pekik saat dihubungi di Jakarta, Senin (5/8).

Baca Juga

Pekik mengatakan solusi untuk membangun transmisi listrik dari Sumatera ke Jawa melalui jaringan kabel bawah laut pernah diwacanakan sebelumnya. Namun tidak lama isu tersebut tenggelam karena izinnya dicabut.

Selain itu, dia juga menjelaskan Jakarta dan wilayah Jawa bagian Barat memang masih bergantung pada pembangkit listrik yang ada di bagian Timur. Dengan demikian ketika di wilayah timur kehilangan daya, wilayah barat mengalami trip (terputus).

Ia mengungkapkan wilayah Jawa bagian Barat (DKI Jakarta, Banten dan Jawa Barat) seharusnya mempunyai pembangkit listrik yang cukup besar. Pasokan listrik yang besar diperlukan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dan industri yang banyak terdapat di wilayah ini.

Namun masalahnya, sambung Pekik, pembangkit listrik di barat kurang karena berbagai kendala. Salah satunya tanah di barat mahal sehingga cukup sulit untuk mencari lahan untuk pembangkit baru.

Dosen Teknik Elektro ITB itu juga menyebutkan ada dua PLTA besar di wilayah Barat yakni Saguling dan Cirata. Dua PLTA tersebut berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan sekaligus untuk mengirimkan pasokan listrik dari timur ke barat.

Selain kedua PLTA tersebut, Suralaya dan Cirebon power juga termasuk pemasok listrik ke Jawa bagian Barat. Akan tetapi pembangkit listrik tersebut belum cukup untuk menanggung kebutuhan listrik di barat.

Solusi lain untuk mencukupi kebutuhan listrik Jawa bagian barat selain menambah pasokan dari Sumatera juga adalah pembangunan infrastruktur yang sudah menjadi target PLN di 2022. Ada beberapa pembangkit yang dibangun seperti di Bekasi, Cirebon, dan Pelabuhan Ratu.

Pembangunan ini masuk dalam program 35 ribu MW yang dicanangkan pemerintah. “Itu salah satu solusinya. Cuma semuanya itu PLTU. Kelakuan PLTU itu kalau sudah nyala tidak mau dimatikan, kalau sudah mati, sulit dinyalakan,” ujarnya.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement