REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kandidat Presiden Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat Beto O'Rourke mengatakan Donald Trump sudah rasialis sejak awal. Presiden AS ke-45 itu masuk ke Gedung Putih dengan retorika memecahbelah.
"Dia sudah rasialis sejak hari pertama - sebelum hari ketika ia mempertanyakan apakah Barack Obama lahir di Amerika Serikat," kata O'Rourke, Selasa (6/8).
Trump juga menabur perselisihan dan kegelisahan dalam perubahan demografi, budaya, dan ekonomi untuk terpilih kembali pada 2020. O'Rourke yang berasal dari El Paso, Texas, kota di mana 22 orang terbunuh dalam penembakan massal pada Ahad (4/8) lalu mengatakan penembakan massal dipicu retorika memecah belah Trump.
"Dia sudah memperdagangkan hal ini sejak sangat awal, dan sekarang kami menuai apa yang ia tabur dan yang pendukungnya tabur di Kongres, kami harus menghentikan ini," kata O'Rourke.
Pada Ahad lalu, AS mengalami dua penembakan massal. Hanya dalam tiga belas jam setelah penembakan di El Paso, ada penembakan massal lagi di Dayton, Ohio yang merenggut nyawa sembilan orang.
Mantan Presiden AS Obama mengunggah pernyataan yang mengajak rakyat AS untuk 'menolak bahasa yang keluar dari mulut pemimpin mana pun yang menanam ketakutan dan kebencian atau menormalisasi pernyataan rasialis'. Obama tidak menyebutkan nama presiden mana pun.
Sementara itu, Trump kembali menyalahkan media. "Berita Palsu amat sangat berkontribusi untuk membangun kemarahan dan amukan selama bertahun-tahun," cicitnya di Twitter.
Di media sosial, ia juga mengatakan undang-undang pemeriksaan latar belakang pembelian senjata api dapat dipasangkan dengan upayanya dalam memperketat sistem imigrasi. Trump tidak mengatakan bagaimana atau mengapa ia menghubungkan dua isu tersebut dan tidak menjelaskan apa yang akan dia lakukan dalam pidatonya selama 10 menit di Diplomatic Reception Room Gedung Putih.
Partai Republik yang mengusung Trump tidak menyalahkan kepemilikan senjata api dalam isu penembakan massal. Mereka justru mendorong isu tersebut ke arah kesehatan jiwa. Trump mengisyaratkan akan menentang upaya kontrol ketat kepemilikan senjata api yang sedang didorong oleh Partai Demokrat.